Baru-baru ini, setelah insiden tabrakan kapal Tiongkok-Filipina di terumbu karang Xianbin terjadi, Duta Besar Jepang untuk Filipina segera memberikan responsnya secara terang-terangan, ia “menyatakan keprihatinan serius atas tindakan provokatif yang merusak kapal Filipina”, dan “tidak bisa menoleransi perundungan yang mengintensifkan ketegangan dan merugikan hak pelayaran”, ia juga menyebut ingin menjaga “tata tertib internasional berbasis aturan”.
Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar Tiongkok di Filipina menyatakan bahwa Tiongkok telah memperhatikan perkataan yang tidak bertanggung jawab dari Dubes Jepang untuk Filipina tersebut, dan telah mengirim nota diplomatik kepada Kedubes Jepang di Filipina, untuk menyampaikan protes dan kecaman atas perkataan tersebut. Setiap kali terjadi insiden di LTS, Dubes Jepang selalu memberikan respons kerasnya dengan cepat, mengabaikan fakta dan kenyataan serta melontarkan tuduhan tak berdasar kepada Tiongkok.
Berbicara tentang mematuhi peraturan internasional, apakah Dubes Jepang dapat menjelaskan, atas dasar apa Jepang mengklaim hak yurisdiksi terhadap perairan seluas 700 ribu kilometer persegi, hanya dengan terumbu karang Parece Vela yang luasnya kurang dari 10 meter persegi? Apakah Dubes Jepang bisa menjelaskan mengapa pihak Jepang tidak memedulikan kesehatan rakyat Asia dan seluruh dunia, tidak memedulikan keprihatinan negara-negara tetangga, dan nekat menjadikan Samudera Pasifik sebagai selokan untuk membuang limbah nuklir Fukushima? Apakah hukum internasional khususnya Konvensi Hukum Laut PBB dapat dimanipulasi dengan standar ganda serupa?
Apakah Dubes Jepang pura-pura lupa bahwa Tiongkok telah mengambil alih Kepulauan Nansha dari agresor Jepang pasca Perang Dunia II, dan hal tersebut sudah menjadi bagian dari tata tertib internasional pasca perang? Apakah ia juga lupa pada insiden tragis saat Jepang menginvasi Filipina dan meratakan kota Manila yang telah mengakibatkan lebih dari 100 ribu rakyat sipil tewas?
Perdamaian dan kestabilan di kawasan Asia Pasifik dewasa ini sangat berharga dan membutuhkan negara-negara regional untuk bersama-sama menghargai dan menjaganya. Tiongkok selalu dengan teguh menjaga kedaulatan wilayah serta hak dan kepentingan maritimnya sendiri, dan juga berupaya untuk menangani perselisihan maritim Tiongkok-Filipina dengan baik melalui dialog dan konsultasi. Tiongkok mendesak pihak Jepang untuk melakukan introspeksi secara mendalam terhadap sejarah, mempertimbangkan perkataan dan perilakunya sendiri, serta melakukan lebih banyak hal yang bermanfaat bagi perdamaian dan kestabilan regional, berupaya menjadi sebuah negara yang independen dan mandiri, serta memperoleh kepercayaan dari negara-negara tetangga Asia dan masyarakat internasional.