Simak Detail 11 Jam Pembicaraan dalam Kunjungan Sullivan di Tiongkok

2024-08-30 15:20:18  




Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Tiongkok Urusan Amerika Utara dan Oseania Yang Tao, hari Kamis kemarin malam (29/8) mengadakan media briefing seputar kunjungan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan di Tiongkok.

Yang Tao menyatakan, atas undangan Anggota Politbiro Komite Sentral PKT selaku Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri Wang Yi, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan berkunjung ke Tiongkok dari tanggal 27 hingga 29 Agustus, untuk mengadakan komunikasi strategis putaran baru Tiongkok-AS. Ini merupakan kunjungan kembali penasihat keamanan Gedung Putih ke Tiongkok setelah delapan tahun, sekaligus kunjungan pertama Sullivan ke Tiongkok selama menjabat sebagai penasihat, menjadi langkah penting kedua belah pihak untuk mengimplementasi konsensus yang dicapai pemimpin Tiongkok dan AS.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pertemuan kehormatan dengan Sullivan pada hari Kamis kemarin sore (29/8). Xi Jinping secara fokus menunjukkan, pertama, dalam berhubungan, Tiongkok dan AS harus membangun pemahaman strategis yang benar, yaitu menentukan hubungan Tiongkok dan AS sebagai lawan atau sebagai mitra. Kebijakan luar negeri Tiongkok bersifat terbuka dan transparan, niat strategis Tiongkok pun terbuka dan jelas, serta mempertahankan kesinambungan dan stabilitas tingkat tinggi. Tiongkok berfokus untuk menangani urusannya sendiri dengan baik, terus memperbaiki dan mengembangkan sistem sosialis berkarakteristik Tiongkok yang sesuai dengan kondisi nasional Tiongkok melalui pendalaman reformasi secara menyeluruh. Tiongkok akan terus menempuh jalan pembangunan yang damai. Selain mewujudkan pembangunannya sendiri, Tiongkok juga bersedia untuk berkembang bersama dengan negara lain dan bekerja sama membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Manusia. Kedua, menghadapi keadaan internasional yang kacau saat ini, berbagai negara harus bersatu dan bekerja sama, bukannya terpecah belah dan berkonfrontasi, masyarakat mengharapkan keterbukaan dan kemajuan, bukannya ketertutupan dan kemunduran. Tiongkok dan AS sebagai dua negara besar harus bertanggung jawab terhadap sejarah, rakyat dan dunia, menjadi sumber perdamaian dan stabilitas dunia, serta pendorong pembangunan bersama. Ketiga, tujuan Tiongkok untuk berusaha mewujudkan hubungan Tiongkok dan AS yang stabil, sehat dan berkembang secara berkelanjutan tidak berubah, prinsip untuk menangani hubungan Tiongkok dan AS berdasarkan sikap saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, bekerja sama dan menang bersama tidak berubah, pendirian teguh untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya tidak berubah, upaya untuk meneruskan persahabatan tradisional rakyat Tiongkok dan AS pun tidak berubah. Tiongkok berharap pihak AS dapat berjalan searah dengan pihak Tiongkok, memandang Tiongkok dan pembangunan Tiongkok dengan sikap yang positif dan rasional, memperlakukan pembangunan satu sama lain sebagai peluang bukan tantangan, dan bersama dengan pihak Tiongkok mencari cara yang tepat untuk kerukunan dua negara besar. Hal-hal tersebut adalah pedoman yang bersifat strategis, komprehensif dan berorientasi pada hubungan Tiongkok-AS, sekaligus penjelasan Tiongkok yang paling otoritatif mengenai hubungan Tiongkok-AS.

Pada tanggal 27 dan 28 Agustus, Wang Yi telah mengadakan komunikasi strategis dengan Sullivan. Kedua belah pihak mengadakan 6 putaran pembicaraan yang berdurasi lebih dari 11 jam, pada kesempatan itu, kedua belah pihak membahas hubungan Tiongkok-AS, masalah sensitif, serta masalah internasional dan regional yang penting. Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Zhang Youxia pun mengadakan pertemuan dengan Sullivan.

Yang Tao memperkenalkan bahwa ini merupakan komunikasi strategis putaran ke-4 yang dilakukan oleh Wang Yi dengan Sullivan, kedua belah pihak sepakat bahwa komunikasi strategis putaran kali ini bersifat jujur, substantif dan konstruktif.

Kedua belah pihak meninjau kembali pengalaman hubungan Tiongkok-AS dalam beberapa tahun terakhir. Wang Yi meringkasnya menjadi “lima kunci”, yaitu, pertama, kunci agar hubungan Tiongkok dan AS tetap berada di arah yang tepat adalah kepemimpinan kedua kepala negara. Kedua, kunci agar Tiongkok dan AS dapat menghindari konflik dan konfrontasi adalah mematuhi tiga komunike. Ketiga, kunci agar interaksi antara Tiongkok dan AS berjalan lancar adalah memperlakukan satu sama lain secara setara. Keempat, kunci agar hubungan Tiongkok dan AS berkembang dengan stabil dan jauh adalah memperkukuh landasan opini publik. Kelima, kunci agar Tiongkok dan AS dapat mewujudkan hidup berdampingan secara damai adalah memiliki pemahaman yang tepat.

Yang Tao mengatakan, dalam komunikasi strategis kali ini, kedua belah pihak telah meninjau kemajuan yang dicapai pada pertemuan San Francisco dalam mengimplementasi konsensus penting yang dicapai oleh kedua pemimpin negara, dan sepakat untuk terus mendorongnya. Kedua belah pihak pun telah mencapai serangkaian kesepahaman konkret, antara lain memelihara hubungan tingkat tinggi dan komunikasi dalam berbagai lapisan, terus mengadakan kerja sama di bidang pemberantasan narkoba, penegakan hukum, deportasi migran ilegal dan penanganan perubahan iklim. Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengadakan panggilan video antar pemimpin komando teater kedua angkatan bersenjata pada waktu yang tepat, menetapkan pengaturan mekanisme dialog antar pemerintah Tiongkok-AS putaran baru di bidang kecerdasan buatan, serta terus memelihara komunikasi seputar masalah internasional dan regional penting seperti Timur Tengah, Ukraina dan Semenanjung Korea.

Taiwan, demokrasi dan HAM, sistem sosial, hak pembangunan adalah empat batasan yang ditentukan Tiongkok dalam hubungan Tiongkok-AS. Tiongkok terutama menyatakan kekhawatirannya pada hal tersebut, memaparkan pendirian serius dan mengajukan permintaan seriusnya mengenai masalah-masalah tersebut. Tiongkok menekankan, masalah Taiwan adalah batasan pertama yang tak boleh dilanggar dalam hubungan Tiongkok-AS, sistem politik dan jalan pembangunan Tiongkok tak boleh ditantang, dan hak pembangunan rakyat Tiongkok tak boleh dirampas. Jika melanggar batasan-batasan tersebut, hubungan Tiongkok-AS tidak akan terjamin, “pagar pembatas” pun tidak akan berguna. Kemerdekaan Taiwan adalah risiko terbesar bagi perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Jika AS berulang kali menyatakan mendukung kebijakan Satu Tiongkok, tidak mendukung Kemerdekaan Taiwan, tidak mendukung Dua Tiongkok, dan tidak mendukung Satu Tiongkok Satu Taiwan, maka ia harus menuntaskannya dengan tindakan nyata, menaati prinsip Satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, serta berhenti mempersenjatai Taiwan dan mendukung penyatuan Tiongkok secara damai.

Kedua belah pihak berpendapat, di bawah bimbingan strategis kedua kepala negara, jalur komunikasi strategis antara Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri Tiongkok dan penasihat Presiden AS untuk urusan keamanan nasional merupakan sangat penting, kedua pihak sepakat untuk terus memainkan peranan jalur tersebut dengan baik.

Mengenai masalah ekonomi, perdagangan dan iptek, Yang Tao menyatakan, apa yang disebut sebagai “halaman kecil pagar tinggi” AS sedang terus diperluas tanpa batas. Apa yang disebut sebagai kapasitas berlebihan hanyalah dalih AS untuk melakukan proteksionisme. AS harus tahu bahwa Tiongkok tidak mungkin selalu berada di rantai industri kelas menengah dan bawah, AS pun harus tahu bahwa hakikat hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS adalah saling menguntungkan dan menang bersama, menindas perkembangan ekonomi, perdagangan dan iptek Tiongkok akan merugikan orang lain dan diri sendiri, dan akan mengalami kegagalan.

Mengenai masalah Laut Tiongkok Selatan (LTS), Yang Tao menunjukkan, tekad Tiongkok untuk menjaga kedaulatan negara dan kepentingan maritimnya tak tergoyahkan, Tiongkok berupaya menjaga keseriusan dan validitas Deklarasi Perilaku Para Pihak (DoC)di LTS, pengembangan hubungan kemitraan adalah urusan AS sendiri, tapi jangan sampai merusak kepentingan Tiongkok. Filipina harus menunaikan komitmennya, AS pun harus melakukan hal yang dapat menguntungkan perdamaian dan stabilitas regional.

Mengenai isu Ukraina, Yang Tao menekankan, pendirian Tiongkok jujur dan terang, yaitu mendorong perdamaian, negosiasi dan menyelesaikannya secara politik, tidak bersekutu, dan tidak melakukan konfrontasi antar kelompok. Hal tersebut adalah prinsip dasar Tiongkok untuk menangani hubungan dengan semua negara. AS harus berhenti menyebarkan kabar palsu “Tiongkok mendukung industri pertahanan Rusia”, jangan lagi mencoreng Tiongkok, tidak melimpahkan kesalahan dan tanggung jawabnya, serta tidak melakukan sanksi sepihak ilegal.