Kantor Berita Xinhua: Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia (WCEC) ke-17 dibuka di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia pada hari Selasa kemarin (10/9). Konferensi tersebut mengangkat topik-topik seperti geo-ekonomi, kecerdasan buatan (AI), perdagangan dan investasi, kerja sama dan inovasi, serta pembangunan inklusif.
Dalam pidatonya di depan upacara pembukaan konferensi tersebut, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan, di dunia yang penuh kompleksitas dan ketidakpastian ini, kaum pengusaha Tionghoa sedunia sedang memikul tanggung jawab yang lebih besar, dan dapat berperan lebih penting dalam menjaga kerja sama ekonomi regional, menjaga keamanan rantai pasokan utama, serta mendorong perkembangan sosial dan ekonomi global.
Anwar menunjukkan, selama ini, Malaysia dan Tiongkok telah menjaga hubungan bilateral yang mendalam dan kukuh. Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Malaysia selama 15 tahun berturut-turut. Serangkaian program kerja sama yang dicapai oleh kedua belah pihak telah menjadi landasan yang kukuh untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara di bidang inovasi, dan akan mendorong perkembangan ekonomi.
Pada kesempatan itu, Presiden Gabungan Dewan Perdagangan dan Industri Tionghoa Malaysia (ACCCIM) Low Kian Chuan menyatakan, para pengusaha Tionghoa dan ACCCIM telah membentuk jaringan kuat yang menjadi jembatan penting antara pemerintah dan dunia bisnis. Dunia sedang berada pada titik balik yang kritis, sehingga memerlukan pemikiran ke depan pemerintah dan kalangan bisnis, mengambil tindakan lintas batas yang terkoordinasi untuk menghadapi tantangan global.
Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia kali ini dihadiri oleh lebih dari 4.000 perwakilan dari 168 organisasi di seluruh dunia. Seusai rapat pleno, konferensi tersebut membuka 6 diskusi khusus dan forum khusus “Pendidikan Plural: Pengusaha Tionghoa dengan Pendidikan Bahasa Mandarin”.