Menurut serangkaian laporan mengenai pencapaian perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok dalam 75 tahun terakhir yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok hari Selasa kemarin (10/9), selama 75 tahun sejak RRT berdiri, ekonomi industri Tiongkok telah mencapai pertumbuhan pesat dalam skala total dan peningkatan signifikan dalam kualitas pembangunan, dari negara pertanian berkembang menjadi negara manufaktur terbesar di dunia.
Data menunjukkan, nilai tambah industri Tiongkok meningkat dari 12 miliar yuan pada tahun 1952 menjadi 39,9 triliun yuan pada tahun 2023, pertumbuhan tahunan rata-rata mencapai 10,5 dengan perhitungan menurut harga konstan. Sejak Kongres Nasional ke-18 Partai Komunis Tiongkok, ekonomi industri menyambut periode peluang pembangunan berkualitas tinggi. Nilai tambah industri pada tahun 2013-2023 telah mewujudkan pertumbuhan tahunan rata-rata hingga 5,7 persen, terjadi transisi dari pertumbuhan pesat menjadi stabil, optimalisasi struktur, dan peningkatan kualitas serta efisiensi. Data dari Bank Dunia menunjukkan, pada tahun 2010, nilai tambah industri manufaktur Tiongkok untuk pertama kalinya melampaui AS, dan menduduki peringkat pertama di dunia. Pada tahun 2022, proporsi ekonomi industri Tiongkok di dunia mencapai 30,2 persen, telah menjadi daya penggerak penting bagi pertumbuhan ekonomi industri global.
Sejak tahun 2009, Tiongkok telah menjadi eksportir barang terbesar di dunia selama beberapa tahun berturut-turut. Pada tahun 2023, volume total ekspor komoditas Tiongkok mencapai 23,8 triliun Yuan, naik 1417 kali lipat daripada tahun 1978. Struktur produk ekspor terus dioptimalkan, daya saing Tiongkok di pasar produk berteknologi tinggi dan barang bernilai tambah tinggi terus meningkat.
Pada tahun 2023, proporsi produk mesin dan elektronik Tiongkok mencapai 58,5 persen dari total volume ekspor, di antaranya, ekspor mobil tercatat 5,22 juta unit, sehingga Tiongkok untuk pertama kalinya menjadi negara pengekspor mobil terbesar di dunia.