Anggota Politbiro Komite Sentral PKT selaku Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menggelar pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergey Shoygu di Saint Petersburg Rusia pada hari Selasa kemarin(10/9).
Wang Yi mengatakan, sejak tahun ini, bertolak dari peringatan 75 tahun penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Rusia, kedua pihak meneruskan pertukaran di berbagai tingkat, melaksanakan kesepakatan penting yang dicapai kedua kepala negara, lebih lanjut memperkukuh dasar politik dan sosial dalam persahabatan rukun tetangga abadi Tiongkok-Rusia, serta kerja sama komprehensif yang saling menguntungkan dan menang bersama. Tiongkok bersedia meningkatkan komunikasi stategis dengan Rusia, sepenuhnya memainkan peranan mekanisme konsultasi keamanan strategis Tiongkok-Rusia dan mekanisme pertemuan perwakilan tinggi BRICS di bidang keamanan, serta terus memperkaya makna strategis hubungan Tiongkok-Rusia.
Wang Yi menyatakan, Tiongkok mendukung pekerjaan Rusia sebagai ketua bergilir BRICS, bersedia bersama memperdalam kerja sama dan rasa saling percaya antar negara anggota BRICS, membangun mekanisme BRICS menjadi jalur utama bagi kekuatan-kekuatan baru untuk mengekspresikan suara mereka dan menjadi platform penting Global South di bidang solidaritas dan kerja sama, serta terus merintis babak baru kerja sama BRICS Besar.
Shoygu menyatakan, Rusia dan Tiongkok memelihara pertukaran tingkat tinggi, dan kerja sama berbagai bidang pun telah mencapai hasil bernas, hal ini telah menunjukkan level tinggi kerja sama strategis Rusia-Tiongkok. Dia berterima kasih atas dukungan Tiongkok kepada Rusia sebagai ketua bergilir BRICS, Rusia bersedia terus meningkatkan komunikasi strategis dengan Tiongkok, mempererat koordinasi dan kerja sama, untuk menjamin kesuksesan KTT BRICS di Kazan yang akan digelar pada bulan mendatang.
Kedua pihak menyatakan akan terus menjunjung dan mempraktikan multilateralisme sejati. Rusia menekankan mendukung jabatan Tiongkok sebagai negara ketua bergilir Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), serta berupaya membuat SCO lebih pragmatis dan lebih kohesif, menginjeksikan lebih banyak stabilitas bagi dunia yang bergejolak dan rumit.
Kedua pihak juga bertukar pendapat mengenai krisis Ukraina. Shoygu memperkenalkan pendirian Rusia sekaligus menyambut Tiongkok dan Brasil untuk bersama-sama mengajukan “enam poin kesepakatanan”, ia gembira melihat kesepakatan tersebut mendapat dukungan luas dari masyarakat internasional.