Laporan Kemendag Tiongkok Ungkap Hakikat AS sebagai “Perusak Sistem Perdagangan Multilateral”

2024-09-13 12:08:59  

Pada tanggal 12 September kemarin, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengeluarkan “Laporan Keadaan Pelaksanaan Kewajiban dan Peraturan WTO oleh AS” yang baru. Dalam laporan pertama yang diumumkan pada bulan Agustus 2023, telah secara menyeluruh diringkas gambaran umum pelaksanaan kewajiban dan peraturan WTO oleh AS, serta diberikan pernilaian secara keseluruhan, dan terus disampaikan perhatian terhadap kebijakan AS yang merusak sistem perdagangan multilateral, melaksanakan penindasan perdagangan sepihak, melakukan manipulasi standar ganda dalam kebijakan industri, serta mengacaukan rantai industri dan pasokan global.

Laporan menunjukkan, selama satu tahun ini, AS terus mengabaikan harapan para anggota, melanggar kewajiban dan peraturan WTO, dengan dalih penghapusan risiko, menggeneralisasi keamanan nasional, mempolitisasi dan mempersenjatai masalah ekonomi dan perdagangan, terus meningkatkan tindakan sanksi sepihak, sering melaksanakan tindakan diskriminatif dan terus menaikkan hambatan tarif, hal ini telah mendatangkan tantangan serius pada sistem perdagangan multilateral, dan dengan serius merugikan kepentingan bersama anggota WTO.

Dalam keadaan keputusan WTO menetapkan bahwa tarif 301 AS telah melanggar peraturan WTO, AS tetap mengayunkan “tongkat tarifnya” dengan semena-mena, mengabaikan otoritas WTO, dan menempatikan undang-undang dalam negeri di atas peraturan WTO, mereka juga tidak hanya tidak mencabut tindakannya yang melanggar peraturan,  malah lebih lanjut menaikkan tarif 301 terhadap produk yang diimpor dari Tiongkok dan memulai penyelidikan yang baru, hal ini semakin mengungkap hakikat AS sebagai “perusak sistem perdagangan multilateral”. AS mengabaikan prinsip ekonomi pasar dan persaingan yang adil, dengan dalih “keamanan nasional” menekan perusahaan negara lainnya tanpa alasan, serta melaksanakan sanksi sepihak dan “yurisdiksi lengan panjang” terhadap hubungan ekonomi dan perdagangan normal negara lain, mereka adalah “pelaku penindasan unilateralis”. AS dengan sembarangan menggembar-gemborkan teori ancaman “kelebihan kapasitas produksi Tiongkok”, bahkan melaksanakan kebijakan kompensasi yang ekslusif dan diskriminatif, menekan dan menghambat perkembangan industri anggota lainnya dengan cara-cara seperti penyelidikan keamanan investasi asing, pembatasan investasi asing, daftar pengendalian ekspor, dan lain sebagainya. AS adalah “pelaku manipulasi standar ganda kebijakan industri” yang sebenarnya. AS mendorong berbagai pengaturan kerja sama bilateral dan regional yang diskriminatif seperti membangun “hubungan mitra keamanan pertambangan”, menciptakan lingkaran kecil yang eksklusif, mengganggu struktur industri global yang terbentuk berdasarkan aturan pasar, serta merusak kestabilan dan perkembangan sehat rantai industri dan pasokan global, hal tersebut semakin mengungkapkan hakikatnya sebagai “pengacau rantai industri dan pasokan global”.

Laporan tersebut menguraikan upaya Tiongkok dan anggota lainnya untuk meluruskan tingkah laku AS yang melanggar peraturan dan merusak multilateralisme, termasuk menjunjung multilateralisme sejati, aktif mendorong pemulihan operasi normal badan banding, dengan tegas membela hak dan kepentingan anggota negara-negara berkembang, serta memanfaatkan fungsi penyelidikan WTO dengan baik dan membela kewenangan mekanisme penyelesaian perselisihan.

Laporan mendesak agar AS meluruskan perkataan dan tindakan kelirunya tepat waktu, dengan sungguh-sungguh menaati peraturan WTO dan komitmennya, sedini mungkin kembali ke keluarga multilateral yang terbuka, transparan, inklusif, dan non-diskriminatif berdasarkan peraturan, bersama dengan anggota lain termasuk Tiongkok, mendorong   sistem perdagangan multilateral memainkan peran yang lebih besar dalam tata kelola global.