Hari Jumat kemarin sore (20/9), Presiden Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat Beijing mengadakan pembicaraan dengan Yang Dipertuan Agung Malaysia Sultan Ibrahim yang melakukan kunjungan kenegaraan di Tiongkok.
Xi Jinping menunjukkan bahwa Tiongkok dan Malaysia adalah negara tetangga yang saling berhadapan di seberang lautan, persahabatan kedua negara telah bersejarah seribu tahun lebih. Tahun ini adalah genap 50 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Malaysia sekaligus “Tahun Bersahabat Tiongkok-Malaysia”, dan merupakan momen penting bagi hubungan Tiongkok-Malaysia untuk mewarisi masa lalu dan merintis masa depan. Tiongkok sedang melakukan pendalaman lebih lanjut reformasi komprehensif, dan mendorong keterbukaan berlevel tinggi, dan hal tersebut bakal membawa daya penggerak dan peluang baru bagi kerja sama kedua negara Tiongkok-Malaysia. Tiongkok bersedia bersama pihak Malaysia untuk mewarisi dan mengembangkan tradisi baik, dan siap menjadi tetangga akrab yang bersahabat generasi ke generasi, mitra sejati yang berkembang secara bergandengan tangan, sahabat baik ibarat saudara serta kekuatan penting untuk bersama mendorong perdamaian. Xi Jinping mengharapkan kedua belah pihak dapat memperdalam kerja sama strategis dalam proses pembangunan modernisasi masing-masing negara, dan mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Malaysia terus naik ke jenjang yang baru.
Xi Jinping menekankan bahwa Tiongkok bersedia mempererat hubungan tingkat tinggi dengan Malaysia, meningkatkan komunikasi strategis, dan saling mendukung dalam masalah yang berkaitan dengan kepentingan inti dan perhatian besar satu sama lain. Tiongkok dan Malaysia sama-sama adalah anggota penting Asia Pasifik, negara berkembang dan ekonomi yang sedang berkembang, kedua belah pihak hendaknya mengembangkan peranan sebagai pemimpin, dan memperpadat isi zaman dan makna global dari komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Malaysia. Tiongkok mendukung Malaysia menjabat sebagai negara ketua bergilir ASEAN pada tahun depan, dan bersedia bersama dengan Malaysia untuk mendorong kerja sama Asia Timur dan pengintegrasian ekonomi regional, serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi seputar masalah panas internasional, dalam rangka memberi sumbangan bagi terpeliharanya perdamaian dan kestabilan regional dan dunia.
Sultan Ibrahim menyatakan dirinya merasa sangat hormat dapat melakukan kunjungan kenegaraan pertama ke Tiongkok atas nama Yang Dipertuaan Agung Malaysia. Di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping dan upaya keras rakyatnya, Tiongkok telah mencapai prestasi pembangunan yang mengagumkan di dunia, dan berperan sebagai motor penggerak utama ekonomi dunia, serta menjadi panutan bagi negara-negara berkembang termasuk Malaysia. Pihak Malaysia mengapresiasi gagasan pembangunan pemerintah Tiongkok yang berorientasi kepada rakyat, dan mendukung Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global dan Inisiatif Peradaban Global yang diajukan oleh Presiden Xi Jinping, dan memandang Tiongkok sebagai mitra yang terpercaya, dan berupaya untuk bersama Tiongkok mengembangkan kemitraan yang kuat, mewujudkan kemajuan bersama, dan menjadi mitra seperjalanan dalam proses merealisasi modernisasi satu sama lain. Malaysia mendapat manfaat besar dari Inisiatif “Sabuk dan Jalan”, dan bersedia bersama pihak Tiongkok untuk membangun “Sabuk dan Jalan”, memperdalam kerja sama di bidang investasi ekonomi dan perdagangan, pembangunan infrastruktur, interkonetivitas, kebudayaan dan pendidikan, mendorong hubungan Malaysia-Tiongkok ke level yang lebih tinggi. Malaysia bersedia bersama pihak Tiongkok untuk memberi sumbangan konstruktif demi pemeliharaan perdamaian dan kestabilan di LTS. Sebagai negara ketua bergilir ASEAN tahun depan dan negara koordinator hubungan ASEAN-Tiongkok, Malaysia bersedia mengembangkan peranan positif untuk mendorong perkembangan Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN dengan Tiongkok. Malaysia menyatakan apresiasi tinggi atas pendirian adil pihak Tiongkok seputar masalah Palestina, dan bersedia bersama pihak Tiongkok untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam urusan internasional dan regional.