Forum Kedokteran Luar Angkasa Ke-2 Ditutup di Hangzhou

2024-09-23 15:51:20  


 

Forum Perbatasan Kedokteran Luar Angkasa ke-2 ditutup di kota Hangzhou pada tanggal 22 September lalu. Menurut keterangan, Tiongkok telah mencapai hasil tahap awal di bidang kedokteran luar angkasa usai pengoperasian resmi stasiun luar angkasa Tiangong. Ke depannya, tim kedokteran luar angkasa berawak Tiongkok akan terus menjajaki teori dan teknik untuk mendukung misi pendaratan astronot di permukaan Bulan, dan kelangsungan hidup astronot di luar Bumi dalam jangka panjang.

Tiongkok mulai melaksanakan proyek antariksa berawak sejak 30 tahun lebih yang lalu, dan sejak itulah tim kedokteran luar angkasa berawak Tiongkok mulai menitikberatkan penelitian mikrogravitasi, radiasi ruang angkasa dan risiko medis antariksa. Hingga saat ini, mereka telah berhasil membentuk sistem perlindungan efek fisiologis astronot dalam kondisi tanpa gravitasi dalam jangka panjang dan menengah, dan telah mencapai terobosan medis yang mendukung astronot melakukan penerbangan jangka pendek hingga bermisi jangka panjang di luar angkasa. Misi pendaratan astronot ke Bulan dan kelangsungan hidup astronot di luar Bumi dalam jangka panjang yang ditargetkan Tiongkok di masa depan merupakan tantangan berat lainnya bagi segenap anggota tim kedokteran luar angkasa tersebut.

Spesialis dari Pusat Penelitian dan Pelatihan Astronot Tiongkok, Wu Bin mengakui, ke depannya, mereka akan memfokuskan penelitiannya pada masalah kelangsungan hidup manusia dalam kondisi mikrogravitasi, terutama dampak-dampak negatif yang akan timbul pada tulang dan sistem kardiovaskular manusia.

Biasanya, wahana antariksa tempat astronot bertugas terbang dengan mengorbit Bumi di jarak 400 kilometer, yakni orbit yang dekat Bumi. Dengan adanya atmosfer dan medan magnet Bumi, maka radiasi antariksa berdampak minim terhadap kesehatan para astronot. Akan tetapi, jika berada di angkasa luar yang jauh dari Bumi, pemasokan perbekalan dan penjaminan kelangsungan hidup akan menghadapi tantangan yang baru, yang masih perlu diteliti tim kedokteran luar angkasa secara berkelanjutan dan tepat sasaran sebelum menemukan solusi yang memuaskan.

Wu Bin menambahkan, ketika hidup di luar angkasa yang berjarak jauh dari Bumi, para astronot akan terpaksa mengobati penyakitnya sendiri, bahkan melakukan operasi pada tubuhnya sendiri. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha meneliti dan mengembangkan teknik dan perlengkapan portabel yang mampu melakukan pengawasan fisiologis dan psikologis, bahkan robot bedah yang mampu melakukan operasi non invasif atau non kontak untuk digunakan oleh para astronot.