Anggota Politbiro Komite Sentral PKT merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyampaikan pidato di depan Pertemuan Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB tentang “Kepemimpinan untuk Perdamaian” di New York pada hari Rabu lalu (25/09).
Wang Yi menyatakan, perdamaian selalu dinantikan oleh masyarakat manusia. Saat ini, dunia masih belum damai, usaha perdamaian internasional adalah tugas berat dalam jangka panjang. Konflik Palestina-Israel masih terus berlanjut, dan krisis Ukraina mengalami eskalasi, sementara itu, mentalitas perang dingin kembali bangkit, risiko perpecahan dunia pun semakin serius. Usaha pembangunan global mengalami kesulitan, sedangkan teknologi baru berulang kali disalahgunakan.
Wang Yi menunjukkan, untuk mewujudkan perdamaian, harus berpegang teguh pada konsep keamanan yang tepat. Inisiatif Keamanan Global yang diajukan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan pedoman dasar untuk mengatasi defisit keamanan dan mengupayakan perdamaian yang abadi. Untuk mewujudkan target tersebut, hendaknya menaati tujuan dan prinsip Piagam PBB, menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah berbagai negara, mengesampingkan mentalitas perang dingin dan zero-sum game, serta melawan politik kelompok dan konfrontasi kubu.
Untuk mencapai perdamaian, harus mempertahankan keadilan internasional. Hendaknya mempertahankan kesetaraan antara negara besar dan negara kecil. Berbagai negara harus bangkit, tidak takut dengan hegemonisme dan politik kekuasaan. Harus melaksanakan multilateralisme sejati, dengan tegas menjaga tata tertib internasional yang berintikan hukum internasional, membahas bersama tata kelola keamanan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan mewujudkan perdamaian yang abadi berdasarkan keadilan. Hendaknya menjaga otoritas Dewan Keamanan PBB, dan menentang berbagai sanksi sepihak ilegal tanpa izin Dewan Keamanan. Dewan Keamanan hendaknya berani memikul tanggung jawab dalam masalah Palestina, dan dengan sungguh-sungguh memainkan peranannya. Palestina seharusnya menjadi negara anggota resmi PBB, dan tugas urgen dewasa ini adalah mewujudkan gencatan senjata abadi dan menarik mundur seluruh pasukan di Gaza sedini mungkin, serta menghentikan krisis kemanusiaan baru yang terjadi di Lebanon, mencegah konflik terus menyebar dan meningkat.
Untuk merealisasi perdamaian, harus berpegang teguh pada penyelesaian masalah melalui politik dan diplomasi. Hanya perundingan diplomatik yang dapat mewujudkan perdamaian sejati, dan hanya penyelesaian politik yang dapat mendorong perdamaian abadi. Berbagai pihak terkait konflik hendaknya saling menghormati kekhawatiran sah dan rasional satu sama lain, menjunjung prinsip mencari persamaan di tengah perbedaan, dan bertindak searah. Masyarakat internasional seharusnya menciptakan situasi dan membuka ruangan untuk penyelesaian politik masalah tersebut. Pendirian Tiongkok dalam krisis Ukraina tak pernah berubah, yakni mendorong perundingan perdamaian dan penyelesaian politik.
Untuk mewujudkan perdamaian, harus mendorong pembangunan bersama yang berkelanjutan. Perdamaian dan pembangunan memiliki hubungan erat yang mendalam. Hendaknya mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara pasca konflik, merealisasi pembangunan mandiri yang sesuai dengan kondisi nasionalnya, dan memberantas akar konflik. Masyarakat internasional hendaknya memberikan bantuan konstruktif dengan menghormati negara terkait, bukannya mencampuri urusan negara lain dengan dalih apa pun.
Wang Yi menyatakan, dalam masalah perdamaian dan keamanan, Tiongkok adalah negara besar dengan rekor terbaik di dunia, juga merupakan satu-satunya negara besar yang menempuh jalan pembangunan damai dan mencantumkannya ke dalam konstitusi, Tiongkok senantiasa berkontribusi untuk perdamaian dunia dengan aksi nyata. Tahun ini memperingati 70 tahun dikeluarkannya Lima Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai. Tiongkok bersedia bersama berbagai negara, terus mengembangkan semangat Lima Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai, bersama membangun dunia indah dengan perdamaian yang abadi dan keamanan yang universal.