KTT “Dialog Keamanan Kuadrilateral (QUAD)” antar AS, Jepang, India dan Australia digelar pada tanggal 21-22 September lalu. Pernyataan bersama seusai KTT tersebut menyatakan bahwa mereka tidak menargetkan Tiongkok, namun mengecam adanya pemaksaan dan penindasan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) saat ini. Selain itu, pernyataan tersebut mengumumkan bahwa penjaga pantai dari keempat pihak akan melakukan patroli bersama pada tahun depan, dan berencana memperluas Kemitraan Kesadaran Maritim Indo-Pasifik.
Menanggapi hal tersebut, Jubir Kementerian Pertahanan Tiongkok Zhang Xiaogang, dalam jumpa pers hari Kamis kemarin (24/9) mengatakan, pernyataan bersama tersebut mencoba menutupi niat jahatnya untuk menargetkan Tiongkok dengan kata-kata yang munafik. Perlu ditekankan bahwa Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas kepulauan di LTS dan perairan di sekitarnya. Penegakan hukum yang dilakukan Tiongkok di laut dan udara yang berada di bawah yurisdiksinya adalah adil, rasional dan tak terbantahkan.
AS, Jepang, India dan Australia sama-sama bukan pihak terkait masalah LTS, namun mereka melakukan “diplomasi mikrofon” terhadap Tiongkok, secara gelap dan terbuka mengecam dan mencoreng Tiongkok, menghasut dan mengacaukan situasi, serta menyesatkan opini umum. AS menempatkan senjata ofensifnya di LTS, berulang kali melakukan latihan militer dengan negara sekutunya, serta mendekati dan mengintai pulau dan terumbu karang Tiongkok. AS barulah negara yang melakukan pemaksaan, penindasan dan konfrontasi kelompok di LTS.
Patroli bersama yang dilakukan negara terkait hendaknya bermanfaat bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, dan tidak boleh merusak kepentingan pihak ketiga. Tiongkok menentang tegas tindakan-tindakan yang memprovokasi dan mempertegang situasi, Tiongkok dengan tegas menjaga kedaulatan negara dan kepentingan maritimnya, serta dengan tegas menjaga perdamaian dan stabilitas di LTS.