Pada tanggal 1 Oktober 2024, Republik Rakyat Tiongkok akan merayakan hari jadinya yang ke-75. Selama beberapa dekade terakhir, Tiongkok telah mencapai prestasi luar biasa dalam pembangunan nasional yang telah menarik perhatian dunia. Pada tahun 2023, PDB Tiongkok telah mencapai 47 kali lipat dibandingkan masa awal reformasi dan keterbukaan pada tahun 1978.
Pada paruh pertama tahun ini, Tiongkok mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, dan perdagangan luar negerinya meningkat sebesar 6,1%, hal ini menunjukkan momentum dan ketahanan kuat dari pembangunan ekonomi Tiongkok, menjadi tenaga penggerak bagi pemulihan ekonomi dunia dan pengembangan kerja sama global.
Pasca berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling awal menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Persahabatan antara Presiden Soekarno dengan pendiri RRT Mao Zedong dan Perdana Menteri Zhou Enlai telah meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan hubungan bilateral kedua negara.
Dasasila Bandung yang digaungkan bersama oleh negara-negara Asia dan Afrika, yang intinya mengedepankan prinsip hidup berdampingan secara damai dan mencari titik temu dengan tetap menjaga perbedaan, tidak hanya meninggalkan kisah kejayaan dalam sejarah hubungan bilateral, namun juga berdampak besar pada hubungan Internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan kepala negara Indonesia-Tiongkok, hubungan kedua negara berada pada periode terbaik dalam sejarah. Tiongkok dan Indonesia merupakan mitra strategis komprehensif yang penting. Dalam sepuluh tahun terakhir, kepala negara Indonesia-telah bertemu lebih dari sepuluh kali. Pada tahun ini, kedua negara secara resmi meluncurkan Mekanisme Dialog "2+2" antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia dan Tiongkok, yang secara lebih jauh menyoroti tingginya tingkat hubungan bilateral strategis kedua negara.
Dalam pembangunannya, Tiongkok selalu berpegang pada prinsip saling menguntungkan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan integrasi kepentingan dengan negara lain. Selama beberapa dekade, Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan dan investasi yang sangat penting bagi Indonesia.
Selama satu dekade terakhir, investasi Tiongkok di Indonesia terus meningkat dan menjadi sumber investasi asing terbesar kedua bagi Indonesia, dari 50 miliar USD pada tahun 2013 menjadi 139,4 miliar USD pada tahun 2023, atau meningkat hampir tiga kali lipat.
Sebagai proyek represetatif kerja sama Tiongkok-Indonesia, Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang merupakan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara, telah memberikan dorongan untuk percepatan perkembangan perekonomian regional.
Sejak diresmikannya Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Oktober tahun lalu, volume penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung terus mengalami pertumbuhan, dan telah memberikan kemudahan perjalanan bagi masyarakat. Kedua pihak telah melakukan kerja sama menyeluruh dalam pengoperasian kereta cepat, misalnya pelatihan bakat, transfer teknologi dan aspek lainnya. Pihak Tiongkok telah berhasil menyelesaikan pelatihan teknis untuk lebih dari 160 karyawan yang meliputi pengemudi EMU kereta cepat dan lain-lain.
Dalam 75 tahun terakhir, Tiongkok telah bangkit dari negara miskin yang dilanda perang menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Standar hidup masyarakat Tiongkok juga telah mencapai prestasi bersejarah, keluar dari jurang kemiskinan, lalu mencapai kehidupan subsisten, mewujudkan masyarakat yang cukup sejahtera, dan akan segera menjadi masyarakat sejahtera secara menyeluruh.
Pada bulan April tahun ini, saat Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto melakukan pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, kedua belah pihak menyatakan kesediaannya untuk memperkuat kerja sama di bidang pengentasan kemiskinan dan bersama-sama mendorong kemakmuran dan kemajuan masyarakat kedua negara.
Baru-baru ini, kelas pelatihan kader pedesaan Indonesia yang keempat berhasil diselenggarakan di Beijing. Hampir 20 pejabat pemerintah dan perwakilan kepala desa dari Indonesia melakukan pelatihan, inspeksi dan pertukaran selama 10 hari di Beijing dan Sichuan.