Belakangan ini, situasi di kawasan Timur Tengah terus menegang dan sempat menimbulkan kekhawatiran serius masyarakat internasional. Pada 2 Oktober lalu, Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB mengajukan “empat keharusan” sebagai upayanya terbaru untuk mewujudkan penghentian perang di Timur Tengah. Hal ini mencerminkan posisi konsisten Tiongkok dalam penyelesaian konflik titik panas internasional, yakni mendorong perundingan damai dan mendorong penyelesaian krisis secara politik.
Saat ini, konflik geopolitik terus meruncing, defisit pembangunan global meningkat, ketertiban internasional terus mengalami terpaan. Menghadapi pertanyaan zaman “dunia seperti apa yang akan dibangun dan jalur apa yang seharusnya ditempuh untuk membangun dunia ini”, Tiongkok telah memberikan jawabannya dengan solusi pembentukan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.
Selama 75 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Tiongkok tidak pernah menimbulkan perang atau konflik mana pun, tidak pernah mengagresi wilayah negara lain sejengkal pun. Lima prinsip hidup berdampingan secara damai yang digagas pada 1950-an telah berkembang menjadi patokan pokok hubungan internasional dan prinsip yang tercantum dalam hukum internasional. Sementara itu, Tiongkok aktif berpartisipasi dalam penyelesaian masalah-masalah titik panas internasional. Dari upaya mediasinya yang mewujudkan pemulihan hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran hingga terwujudnya rekonsiliasi historis antarfaksi internal Palestina; dari upayanya mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina hingga penengahannya dalam konflik domestik Myanmar... Tiongkok selalu memberikan kontribusinya demi perdamaian dunia, merupakan negara anggota Dewan Keamanan PBB yang mengirim pasukan penjaga perdamaian terbanyak. Pada 2022, Presiden Tiongkok mengajukan Inisiatif Keamanan Global (GSI) yang telah memberikan patokan pokok untuk mengatasi defisit keamanan dan mengejar perdamaian kekal abadi. Fakta telah membuktikan, perkembangan Tiongkok selalu memberikan kontribusinya demi perdamaian. Sekjen PBB Antonio Guterres menilai pembangunan Tiongkok yang damai merupakan usaha mulia sepanjang sejarah umat manusia, dan akan menguntungkan bagi perdamaian dan kemajuan seluruh umat manusia.
Perdamaian adalah prasyarat bagi pembangunan. Sedangkan pembangunan adalah dasar bagi perdamaian. Ternyata kebanyakan titik panas terjadi di daerah yang padat negara-negara berkembang. Hanya dengan mendorong perkembangan bersama barulah dapat menghapuskan sumber konflik dari akarnya. Tiongkok selalu memberikan upayanya dengan berperan sebagai kontributor pembangunan global.
Pada 2021, Tiongkok mengajukan Inisiatif Pembangunan Global (GDI). Saat ini, tercatat lebih dari 100 negara dan lebih dari 20 organisasi internasional menyatakan mendukung inisiatif tersebut. Sementara itu, sebanyak 82 negara bergabung dalam Kelompok Sahabat Inisiatif Pembangunan Global (GDI), yang berarti kekuatan pembangunan bersama global terus meningkat,
Selama 75 tahun ini, rakyat Tiongkok semakin menyadari bahwa umat manusia termasuk satu komunitas yang berbagi nasib yang sama. Dalam Sidang Pleno ke-3 Komite Sentral PKT ke-20 ditegaskan bahwa Tiongkok dengan tegas menjalankan politik luar negeri bebas merdeka yang damai, dan berkomitmen untuk mendorong pembentukan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia. Meneropong ke masa depan, tekad Tiongkok untuk menempuh jalan pembangunan yang damai tidak akan berubah, tekadnya untuk melakukan kerja sama bersahabat dengan mancanegara tidak akan berubah, tekadnya untuk mendorong pembangunan bersama dunia tidak akan berubah. Tiongkok selalu yakin bahwa jika dunia makmur, maka Tiongkok juga akan makmur. Dan jika Tiongkok makmur, maka dunia akan lebih makmur.