Pada rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-27 Tiongkok-ASEAN, para pemimpin Tiongkok dan sepuluh negara ASEAN mengeluarkan Deklarasi Bersama untuk Penyelesaian Substansial Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China Versi 3.0. Peningkatan perjanjian perdagangan bebas Tiongkok-ASEAN akan mendatangkan peluang yang lebih besar dan memberikan lebih banyak keuntungan bagi pertukaran ekonomi dan perdagangan antara kedua belah pihak.
Negosiasi Perdagangan Bebas Versi 3.0 mencakup 9 bidang yaitu ekonomi digital, ekonomi hijau, konektivitas rantai pasokan, standar regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian, tindakan sanitasi dan fitosanitasi, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, persaingan dan perlindungan konsumen, usaha mikro kecil dan menengah serta kerjasama ekonomi dan teknologi. Pencapaian di atas merupakan suatu terobosan baru.
Di bidang ekonomi digital, pada tahun 2023, skala ekonomi digital Tiongkok telah melampaui 55 triliun yuan, menyumbang lebih dari 40% PDB negara tersebut. Di kawasan ASEAN, ekonomi digital menjadi motor penting bagi pemulihan ekonomi. Sejak tahun 2015, sejumlah negara ASEAN mulai merencanakan pengembangan ekonomi digital dan merumuskan program spesifik, seperti Indonesia dengan program "Made in Indonesia 4.0", Malaysia dengan program "Cetak Biru Ekonomi Digital MyDigital", dan Vietnam dengan "Industry 4.0".
Dengan keunggulan yang dimiliki, perusahaan Tiongkok telah berpartisipasi aktif dalam pembangunan platform e-commerce, pembayaran seluler, dan bidang lainnya di ASEAN untuk menciptakan ekosistem digital baru. Misalnya Raksasa IT Tiongkok Alibaba berinvestasi di sejumlah perusahaan e-commerce Asia Tenggara seperti Lazada dan Tokopedia; Ant Group mendukung pembangunan e-wallet lokal di Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Perusahaan komputasi awan Tiongkok seperti Alibaba Cloud dan Tencent Cloud juga telah menambah pusat data di Indonesia, Filipina, Thailand, dan negara lain untuk memberikan dukungan kuat bagi transformasi digital ASEAN.
Kali ini, Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN versi 3.0 untuk pertama kalinya memuat isi khusus mengenai ekonomi digital, yang merumuskan rencana kerja sama ekonomi digital antara kedua belah pihak secara terperinci. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan konektivitas infrastruktur digital dan meningkatkan konektivitas sistem faktur elektronik dan pembayaran elektronik.
Di bidang konektivitas rantai pasokan, Tiongkok dan ASEAN telah menjalin kerja sama yang mendalam di bidang kendaraan energi baru. SGMW merupakan perusahaan mobil Tiongkok yang paling awal mendirikan pabrik di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mobil Tiongkok pertama yang membawa rantai industri Tiongkok ke pasar global. Sejak Januari hingga Juni tahun ini, pangsa pasar Wuling di kendaraan energi baru di Indonesia menembus 60%, dan terus menjadi pemimpin di pasar kendaraan energi baru Indonesia. Di tengah kesuksesannya, Wuling secara aktif mempromosikan lokalisasi rantai industri di Indonesia. Wuling telah menginvestasikan US$1 miliar untuk membangun basis produksi dan pabrik mobil di Jawa Barat, yang dapat memproduksi 120.000 unit mobil per tahun. Wuling juga bekerja sama dengan sejumlah industri hulu dan hilir, dan bekerja sama dengan lebih dari 100 pemasok lokal di Indonesia. Dengan mempromosikan teknologi dan peralatan canggih Tiongkok, Wuling dan mitranya telah bersama-sama membangun jaringan yang komprehensif di Indonesia. Sistem rantai pasokan membantu terwujudkan produksi lokal, mulai dari pengadaan bahan mentah, produksi suku cadang hingga perakitan kendaraan. Peningkatan Negosiasi Area Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN diharapkan akan lebih membantu industri kendaraan energi baru dalam membangun jaringan kerja sama rantai pasokan regional yang aman, stabil, lancar dan efisien.
Dalam persaingan pasar internasional saat ini, siapa pun yang dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas secara efektif, maka siapalah yang akan memiliki peluang menang yang lebih besar. Berkat Area Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut, dan ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok selama empat tahun berturut-turut. Peningkatan Area Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN akan memberikan banyak manfaat, sehingga semakin mengintensifkan pertukaran ekonomi dan perdagangan Tiongkok-ASEAN, mendorong integrasi ekonomi regional dan globalisasi ekonomi, serta memberikan lebih banyak kepastian dan energi positif ke dalam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran abadi di kawasan Asia-Pasifik.