Bagaimana “Kerja Sama Greater BRICS” Memulai Perjalanan Barunya? Solusi Tiongkok Tunjukan Arahnya

2024-10-25 13:10:38  


Pemimpin berbagai negara membahas kerja sama BRICS, mengeluarkan Deklarasi Kazan, mengumumkan pembentukan negara mitra BRICS. Pada tanggal 23 Oktober waktu setempat, KTT ke-16 BRICS sukses digelar di Kazan, Rusia. Dalam KTT perdana setelah perluasan anggota BRICS tersebut, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengeluarkan pidato penting, menekankan untuk membuat BRICS menjadi jalur utama pendorong kerja sama bersolidaritas “Selatan Global”, dan kekuatan pelopor yang mendorong reformasi tata kelola global, serta mengusulkan agar berbagai pihak bergandengan tangan membangun “BRICS yang damai”, “BRICS yang inovatif”, “BRICS yang hijau”, “BRICS yang adil” dan “BRICS humaniora”, dan juga mengumumkan serangkaian tindakan konkret, yang manarik perhatian komunitas internasional.

“Lima saran yang diajukan Presiden Xi akan mendorong kerja sama BRICS melangkah ke jenjang yang lebih tinggi”, “Tiongkok adalah salah satu kekuatan utama untuk mendorong Kerja Sama Greater BRICS dan pembangunan”, “Kesatuan BRICS bermanfaat untuk memperkukuh tata tertib dunia multipolar”. Demikian penilaian positif opini umum internasional. Direktur Institut Studi Eurasia di Institut Hubungan Internasional Kontemporer Tiongkok Ding Xiaoxing menganalisis, baik menangani perubahan zaman maupun beradaptasi dengan perubahan baru mekanisme BRICS, perlu melakukan perancangan, perencanaan, dan koordinasi tingkat atas terhadap perkembangan “Kerja Sama Greater BRICS“ di masa depan dari ketinggian strategis. Pidato Presiden Xi menunjukkan status global dan jalan perkembangan “Kerja Sama Greater BRICS“, telah memperlihatkan peran kepemimpinan Tiongkok yang konsisten, dan telah menyumbangkan solusi Tiongkok untuk mendorong perkembangan berkualitas “Kerja Sama Greater BRICS“.

Sebagai platform kerja sama negara emerging dan negara berkembang yang paling penting di dunia dewasa ini, BRICS tidak haya mengembangkan dirinya sendiri, namun juga bertanggung jawab menyumbangkan kekuatannya untuk menyempurnakan tata kelalo global. Kini, pasar emerging dan negara berkembang bangkit secara berkelompok, namun reformasi tata kelola global mengalami kemunduran dalam jangka waktu yang lama, dan tidak mencerminkan perubahan mendalam pola internasional. Pembangunan “BRICS yang adil” yang diajukkan Tiongkok mengharapkan negara-negara BRICS memainkan peran kepemimpinannya, mendukung “Selatan Global” secara menyeluruh berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan, tata kelola dan penyusunan peraturan ekonomi internasional, meningkatkan hak suara dan presentatif, mendorong perwujudan multipolarisasi dunia yang setara dan tertib, serta globalisasi ekonomi yang menyejahterakan dan inklusif.

Pada 18 tahun yang lalu, kerja sama BRICS telah menjadi formasi pertama “Selatan Global”, yang berarti dia telah beradaptasi dengan tren perkembangan dunia, telah mencerminkan suara bersama negara berkembang yang mengupayakan perdamaian, mengupayakan perkembangan dan mendorong kerja sama. Berorentasi pada masa depan, menghadapi situasi baru multipolarisasi dunia dan keadaan kritis “Perang Dingin Baru”, negara-negara BRICS hendaknya mencari persamaan dan mengesampingkan perbedaan, memperkuat diri melalui kerja sama, membuka situasi baru pembangunan berkualitas “Kerja Sama Greater BRICS Besar”, agar dia memimpin kebangkitan pembangunan “Selatan Global”, dan menjadi kekuatan utama untuk membangun dunia yang indah.