Konferensi Tingkat Tinggi BRICS ke-16 digelar di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober 2024. Hasil dari pertemuan tersebut adalah Deklarasi Kazan dan satu hal lagi yang lebih luar biasa adalah BRICS telah resmi menambahkan 13 negara baru, termasuk Indonesia sebagai negara mitra. Hal ini menandai semakin luasnya mekanisme kerja sama BRICS, era baru "Greater BRICS" pun dimulai.
Pembentukan "Negara Mitra BRICS" tidak hanya memperkuat mekanisme BRICS, namun juga menegaskan statusnya sebagai kekuatan penting di kancah internasional. Melalui pendekatan "Negara-Negara Mitra", BRICS telah berhasil memperluas kekuatan inti negara Global Selatan di masa depan. Negara-negara BRICS diyakini akan bergandengan tangan dengan negara "Global Selatan" untuk bersama-sama membentuk kembali tata kelola global yang lebih adil, merata dan masuk akal. Langkah ini sangat penting untuk mendorong kerja sama Greater BRICS dan juga menandai lahirnya paradigma baru tata kelola global. Dalam langkah bersejarah, KTT BRICS melahirkan Deklarasi Kazan yang terdiri dari 134 pasal, yang isinya membahas serangkaian tantangan global dan menyerukan pembentukan tatanan internasional yang lebih adil. Deklarasi tersebut juga memberikan suara yang kuat mengenai sejumlah isu seperti penguatan kerja sama keuangan di antara negara-negara BRICS dan menentang sanksi sepihak.
"Greater BRICS" dipastikan juga akan mendatangkan peluang perdagangan, investasi dan pembangunan yang belum pernah ada sebelumnya bagi negara-negara Global Selatan. Bank Pembangunan Baru (NDB) memberikan dukungan keuangan yang lebih fleksibel untuk proyek-proyek infrastruktur penting di negara-negara Global Selatan, yang tidak hanya membantu negara-negara tersebut mengatasi tantangan pembangunan yang mendesak, namun juga menjaga kemandirian yang lebih besar dalam jalur pembangunan mereka. Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Bank Pembangunan Baru (NDB) Dilma Rousseff di sela-sela KTT BRICS Plus. Sugiono menyampaikan berbagai program strategis nasional antara lain pembangunan rumah rakyat, perbaikan sanitasi sekolah-sekolah, program makan siang bergizi, serta transisi energi berbasis biofuel. Menlu menyampaikan program-program tersebut banyak kemiripan dengan program-program bantuan pendanaan NDB. Presiden Rousseff menyampaikan apresiasi yang tinggi atas program strategis Indonesia dan mendorong Indonesia dapat segera bergabung dengan NDB, serta menyambut baik potensi kerja sama di masa yang akan datang.
Pada pertemuan puncak tersebut, pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping juga menarik perhatian. Beliau menekankan bahwa di dunia yang semakin bergejolak, kita hendaknya semakin menjunjung tinggi asas perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan, menyempurnakan kualitas BRICS, dan menunjukkan kekuatan BRICS. Kita hendaknya menyuarakan perdamaian dan mendukung keamanan tipe baru yang mengutamakan dialog dibandingkan konfrontasi, dan menjalin kemitraan namun tidak beraliansi. Selain itu, Presiden Xi Jinping juga menekankan pentingnya mendukung multipolarisme ekonomi yang inklusif dan memperkokoh kerja sama di bidang pertanian, energi, mineral, ekonomi dan perdagangan, dan memperluas kerja sama di bidang-bidang baru seperti energi hijau dan rendah karbon, dan kecerdasan buatan, serta mempertahankan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan keamanan finansial.
Konsep-konsep BRICS yang diusulkan oleh Presiden Xi yaitu perdamaian, inovasi, hijau, berkeadilan dan berkemanusiaan sangat sejalan dengan harapan negara-negara Global Selatan. Senada dengan hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menegaskan dalam pernyataan sebelumnya bahwa pada KTT BRICS, Indonesia akan menyampaikan pesan perdamaian yang penting, dan menyerukan kepada negara-negara berkembang dan negara-negara Selatan untuk bersatu dan memperkuat persatuan dan kerja sama, demi membangun tatanan dunia yang lebih inklusif, adil dan setara.
Jika melihat jauh ke depan, prospek kerja sama"Greater BRICS" sangatlah besar. Jika mekanisme kerja sama terus ditingkatkan dan diperdalam, makan negara-negara BRICS dan mitra BRICS akan memainkan peran yang lebih penting di panggung internasional dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk mendorong reformasi dan pengembangan sistem tata kelola global.