AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-52 Tambahan ke Timur Tengah

2024-11-04 15:36:11  

Tanggal 1 November lalu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mengirim lebih banyak kekuatan militer ke kawasan Timur Tengah, sementara memperingatkan Iran dan front perlawanannya untuk tidak menyerang personel AS dan kepentingannya di kawasan tersebut. Lalu pada tanggal 2 November, Komando Pusat AS atau CENTCOM mengumumkan, pesawat pengebom strategis B-52 sebagai bala bantuan telah tiba di area misi tanggung jawabnya di Timur Tengah. Demikian menurut keterangan skuadron pengebom pangkalan udara Minot, North Dacota, AS.

Jubir Pentagon Patrick Ryder dalam sebuah pernyataannya pada 1 November lalu mengumumkan, atas perintah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, pihaknya akan mengirim tambahan kapal perusak rudal, skuadron jet tempur dan pesawat pengisian bahan bakar udara beserta sejumlah pengebom strategis B-52 ke Timur Tengah. Pasukan tambahan itu akan berturut-turut ditempatkan ke kawasan tersebut dalam beberapa bulan ke depan. Sementara itu, gugus tempur kapal induk (Carrier Strike Group) USS Abraham Lincoln akan meninggalkan kawasannya.

Patrick Ryder menambahkan bahwa tindakan tersebut merupakan langkah tindak lanjut pasca penempatan sistem anti rudal Thaad di Israel dan penempatan kekuatan tempur amfibi AS di Laut Tengah. Ryder bersilat lidah bahwa tindakan itu adalah untuk melindungi warga negara dan tentara AS di Timur Tengah, serta untuk membantu pertahanan Israel, dan bertujuan “mendorong deeskalasi konflik melalui pendekatan intimidasi dan diplomasi”.

Ryder menegaskan, jika Iran dan “proksinya” menggunakan waktu ini untuk menyerang personel dan fasilitas AS di Timur Tengah, maka AS akan mengambil “segala tindakan yang diperlukan”.

Pesawat pengebom B-52 adalah semacam bomber strategis utama tentara AS. Dengan ditenagai 8 mesin, B-52 dapat dilengkapi dengan senjata konvensional dan senjata nuklir. Kini total terdapat 76 unit B-52 yang berdinas di tentara AS.

Saat ini, pengebom B-52 yang berdinas aktif di AS semuanya termasuk jenis B-52H. Pada 2015, Angkatan Udara AS menghapuskan fitur senjata nuklir dari kurang lebih 30 unit B-52H untuk memenuhi tuntutan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis yang Baru (START Baru). Mengingat Perjanjian tersebut akan jatuh tempo pada Februari 2026, maka DPR dan Senat AS dalam sebuah amandemen tentang kebijakan pertahanan AS untuk tahun fiskal 2025 meminta AU AS kembali memasukkan armada pengebom B-52H tersebut dalam sistem kekuatan triad nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara.