Hingga tanggal 3 September kemarin waktu setempat, bencana banjir yang diakibatkan cuaca ekstrem di Spanyol telah menewaskan 216 korban, mayoritas korban berada di komunitas otonom Valencia.
Menteri Kebijakan Teritorial Spanyol Angel Victor Torres, kemarin mengatakan, pasokan listrik dan layanan komunikasi di daerah yang terdampak banjir sedang dipulihkan secara bertahap, namun sekitar 3.000 keluarga masih mengalami pemadaman, dan sekitar 50 persen layanan telepon seluler masih belum pulih.
Kemarin sore, Badan Meterologi Nasional Spanyol mengeluarkan peringatan merah hujan deras di Valencia, daerah yang terdampak serius bencana, sehingga upaya rekonstruksi pasca bencana di berbagai tempat sementara dihentikan.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, dalam pidato TV-nya hari Sabtu kemarin mengatakan, bencana banjir di Spanyol kali ini adalah bencana dengan jumlah korban tewas terbanyak kedua di Eropa sejak memasuki abad ini. Atas permintaan pejabat dari Valencia, pemerintah Spanyol akan kembali mengirimkan 5.000 tentara dan 5.000 polisi serta penjaga sipil ke daerah bencana untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Selain itu, pemerintah Spanyol juga akan menggelar rapat kabinet darurat pada tanggal 5 November mendatang, setuju untuk menetapkan sejumlah daerah termasuk Valencia sebagai daerah bencana serius, serta membentuk komisi pendorong rekonstruksi daerah bencana. Sanchez mengatakan, selain mencari korban hilang, hal selanjutnya yang perlu diprioritaskan adalah rekonstruksi infrastruktur dan pemulihan komunikasi di daerah bencana. Rekonstruksi saat ini telah mencapai kemajuan nyata, namun masih ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan.
Pada tanggal 29-30 Oktober lalu, terjadi hujan deras di bagian tenggara Spanyol, yang telah mengakibatkan bencana banjir serius. Di antaranya, curah hujan di Chiva, Valencia mencapai 491 mm dalam waktu hanya 8 jam, telah melampaui curah hujan total selama 20 bulan sebelumnya.