Data terkait menunjukkan, Ekspo Impor Internasional Tiongkok CIIE) ke-7 telah mencapai hasil yang bernas: Total nilai transaksi potensial tahunan mencapai US$80,01 miliar, meningkat 2,0% dibandingkan CIIE yang lalu; sebanyak 3.496 peserta pameran dari 129 negara dan daerah berpartisipasi dalam CIIE tersebut, termasuk 500 perusahaan terbesar di dunia dan perusahaan terkemuka di dunia. Jumlah perusahaan mencapai rekor tertinggi, 186 perusahaan dan lembaga menjadi "siswa teladan" yang tak pernah absen selama 7 kali CIIE diselenggarakan; sebanyak 450 produk baru, teknologi baru, dan layanan baru untuk pertama kalinya diluncurkan; pameran nasional kembali ditingkatkan, dan telah lebih lanjut mendorong kerja sama pragmatis seperti perdagangan dan investasi.
Di luar CIIE, serangkaian kebijakan keterbukaan Tiongkok juga membawa kegembiraan bagi teman-teman asing: Pada tanggal 8 November, Tiongkok memperluas “lingkaran pertemanan” bebas visa dan menerapkan uji coba bebas visa untuk sembilan negara termasuk Slovakia dan Norwegia; beberapa hari yang lalu, pembatasan akses investasi asing di bidang industri manufaktur Tiongkok telah "dihapuskan" semua; mulai tanggal 1 Desember, Tiongkok juga akan memberikan perlakuan tarif nol terhadap 100% item pajak dari negara-negara yang paling kurang berkembang. Satu demi satu, Tiongkok akan membuka "paket hadiah" untuk memudahkan warga asing datang ke Tiongkok, sehingga perkembangan investasi asing di Tiongkok lebih lancar, dan ruang kerja samanya lebih luas.
Dilihat dari lingkungan global secara keseluruhan, upaya Tiongkok untuk terus memperluas keterbukaan sangatlah berharga. Saat ini, pertumbuhan ekonomi dunia lesu, tren anti-globalisasi meningkat, unilateralisme dan proteksionisme perdagangan pun mulai bangkit, dan keterbukaan serta peluang menjadi semakin langka. "Laporan Keterbukaan Dunia 2024" yang dirilis CIIE ke-7 menunjukkan bahwa indeks keterbukaan dunia pada tahun 2023 turun sebesar 0,12% daripada tahun 2022, menurun 0,38% dan 5,43% dibandingkan tahun 2019 dan 2008. Tren guncangan dan kemerosotannya nyata. Sebaliknya, indeks keterbukaan Tiongkok pada tahun 2023 meningkat sebesar 11,89% dibandingkan tahun 2008, termasuk yang tertinggi di dunia.
Saat ini, keterbukaan Tiongkok telah bertransformasi dari keterbukaan berdasarkan arus barang dan faktornya, menjadi keterbukaan sistem. CIIE dan kebijakan bebas visa merupakan bagian dari proses tersebut, yang memungkinkan Tiongkok untuk berintegrasi lebih mendalam dan luas dengan perekonomian dunia. Sidang Pleno ke-3 Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok ke-20 yang diadakan belum lama berselang mengusulkan, dengan mengandalkan keunggulan pasar Tiongkok yang sangat besar, meningkatkan kemampuan keterbukaan demi memperluas kerja sama internasional, membangun sistem ekonomi terbuka tingkat tinggi yang baru, dan terus memperluas keterbukaan sistematik. Hal ini secara efektif akan mendorong pembangunan perekonomian dunia yang terbuka dan mempercepat pembangunan global.
Kini, seiring dengan banyak perusahaan asing beramai-ramai mendaftarkan diri untuk CIIE berikutnya, area pameran yang baru ditandatangani telah melebihi 100.000 meter persegi. Pada akhir bulan ini, Expo Chain ke-2 juga akan diadakan untuk mendorong kerja sama internasional di bidang rantai industri dan rantai pasokan. Keterbukaan merupakan simbol khas modernisasi ala Tiongkok sekaligus barang langka yang diberikan Tiongkok kepada dunia. Inilah sebabnya mengapa perusahaan asing menganggap “datang ke Tiongkok” sebagai komitmen jangka panjang. Seperti yang dikatakan John Markmann, Presiden Grup Grundfos Denmark untuk Kawasan Tiongkok, keterbukaan dan keinkluasifan Tiongkok dapat menguntungkan setiap orang asing dan perusahaan modal asing.