|
Menurut Shi Kangcheng, salah satu sebab penting kesuksesan Tiongkok dalam mencegah peredaran obat perangsang di kalangan olahraga Tiongkok ialah telah disusunnya langkah hukuman yang sangat keras. Banyak langkah hukuman yang diambil Tiongkok malah lebih keras dari cara lazim internasional. Bagi atlet yang menyalah-gunaan obat yang dilarang, bukan dirinya sendiri, pelatih dan pembantu lainnya serta badan yang terkait mungkin akan diskor, dilarang ikut pertandingan dan didenda.
Pada bulan Januari tahun 2004, pemerintah Tiongkok memberlakukan Peraturan Antidoping. Dengan demikian, Tiongkok menjadi negara ke-3 yang membuat undang-undang khusus mengenai masalah obat perangsang sesudah Perancis dan Italia.
Mengenai prestasi yang dicapai Tiongkok selama beberapa tahun ini di bidang tersebut, Direktur Jenderal Badan Antidoping Dunia ( WADA ), David Howman yang menghadiri rapat antidoping antar pemerintah kawasan Asia ke-2 di Beijing belum lama berselang memberikan penilaian tinggi. Ia mengatakan,
"Sangat berterima kasih atas dukungan Tiongkok kepada badan antidoping dunia ( WADA ). Kami sangat senang menyaksikan prestasi yang dicapai Tiongkok di bidang antidoping terus diperbesar. Kami juga mencatat, jumlah pemeriksaan obat perangsang di dalam negeri Tiongkok terus bertambah dan tarafnya juga terus meningkat. Yang lebih penting ialah, pemerintah Tiongkok telah membuat komitmen positif pada masalah perjuangan antidoping."
Meskipun pekerjaan antidoping Tiongkok selama beberapa tahun ini telah mencapai kemajuan yang mengagumkan, tapi kalangan olahraga Tiongkok tidak merasa cukup atas prestasi yang tercapai. Mereka kini sedang dengan aktif mengadakan kerja sama erat dengan badan antidoping dunia dan berupaya mendorong lebih lanjut perjuangan antidoping. 1 2
|