Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-04 15:34:38    
Kerja Sama Ekonomi Regional Relung Teluk Beibu Yang Semakin Panas

cri

Teluk Beibu adalah sebuah teluk semi tertutup yang terkepung oleh wilayah darat Tiongkok dan Vietnam serta Pulau Hainan Tiongkok. Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi yang terletak di ujung Teluk Beibu merupakan salah satu daerah yang paling terpusat penduduk etnis minoritasnya di Tiongkok, dan di sekitarnya adalah Malaysia, Indonesia, Brunei dan 3 anggota ASEAN lainnya. Seiring dengan kemajuan proses pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA), Teluk Beibu?salah satu sudut dari jalur ekonomi pantai yang tidak banyak dikenal di Tiongkok itu mulai menarik perhatian umum.

Forum Kerja Sama Ekonomi Relung Teluk Beibu yang pertama berlangsung di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi belum lama berselang dengan dihadiri oleh lebih dari 160 orang pejabat, pakar, ilmuwan dan pengusaha dari Tiongkok, Indonesia, Brunei, Malaysia dan lain-lain untuk membahas masalah kerja sama regional relung Teluk Beibu. Pernyataan ketua yang dikeluarkan forum tersebut mengatakan, kawasan relung Teluk Beibu sebagai tali yang menghubungkan Tiongkok dengan ASEAN perlu meningkatkan kerja sama di bidang-bidang logistik, industri, perdagangan dan investasi untuk bersama-sama mendorong perkembangan di kawasan ini.

Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB), Van Der Linder mengatakan bahwa pihaknya tertarik untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di kawasan relung Teluk Beibu. Dikatakannya, "Kerja sama ekonomi Teluk Beibu sangat menjanjikan. Kami telah menanam modal untuk proyek pembangunan jalan raya antara kota Nanning dan perbatasan Vietnam. Jalan itu sangat penting baik bagi Guangxi maupun untuk menghubungkan Tiongkok dengan Vietnam. Oleh karena itu, pihak ADB bersedia menanam modal untuk program pembangunan jalan raya atau bandar untuk mendorong perkembangan kawasan relung Teluk Beibu."

Jalan tol yang disebut oleh Linden tadi yalah Jalan Tol Nanyou antara Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi dan Youyiguan di perbatasan Tiongkok-Vietnam. Jalan tol yang diresmikan pada bulan November tahun lalu itu meski hanya 180 kilometer panjangnya, tapi merupakan jalan tol pertama yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Setelah diresmikan, perjalanan dari Nanning ke Youyiguan hanya membutuhkan waktu 2 jam, separo dari sebelumnya. Yang lebih penting lagi jalan tol itu telah membuka jalur internasional antara Tiongkok dan kawasan Asia Tenggara dan sangat mempersingkat jarak antara Tiongkok dan ASEAN.

Menurut statistik pabean, setelah diresmikannya Jalan Tol Nanyou, nilai lalu lintas barang melalui Youyiguan meningkat 38% daripada tahun lalu, mencapai taraf tertinggi dalam serajah. Menurut penanggung jawab pabean setempat, Chen Xiaoying, buah-buahan Thailand yang sebelumnya tidak pernah muncul di Youyiguan juga masuk ke daratan Tiongkok melalui Youyiguan sejak akhir tahun lalu. Penduduk Tiongkok yang tinggal di kedua sisi jalan tol itu mengatakan, dengan adanya jalan tol itu berarti perdagangan lintas perbatasan dapat dilakukan di depan pintu rumah. Jalan Tol Nanyou bagai kunci yang membuka pintu perdagangan darat antara Tiongkok dan ASEAN, dan segera diikuti oleh peluang perkembangan ekonomi. Wakil Ketua Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, Chen Wu mengatakan, Tiongkok akan terus mengupayakan pembangunan jalur darat antara Tiongkok dan ASEAN.

Dikatakan oleh Chen Wu:" Kami mempunyai rencana untuk membangun jalan kereta api dan jalan raya antara kota Nanning, Tiongkok dan Hanoi, ibu kota Vietnam, kemudian diperpanjang sampai Vientiane, ibu kota Laos dan Bangkok, ibu kota Thailand, terus ke Kuala Lumpur dan Singapura. Dengan demikian, terbentuk koridor besar antara Nanning dan Singapura. Ini akan sangat menguntungkan perkembangan ekonomi daerah sekitar jalur tersebut dan perkembangan negara di sekitar."

Selain transportasi darat, pembangunan logistik pelabuhan di kota-kota relung Teluk Beibu sedang sibuk dilakukan. Di pelabuhan Fangcheng dan Qinzhou, Guangxi sedang dibangun kade-kade khusus, kade peti kemas dan jalur air dalam, sementara sistem transportasi gabungan pelabuhan dengan jalan kereta api dan jalan raya sedang disempurnakan. Pelabuhan Zhanjiang, Provinsi Guangdong berencan akan meningkatkan volume bongkar-muat barang tahun ini menjadi 55 juta ton dari 26 juta ton. Di ujung lainnya Teluk Beibu, Vietnam sedang mempercepat pembangunan pelabuhan Saigon dan Haiphong. Diperkirakan dalam 3 tahun ke depan, volume bongkar-muat pelabuhan-pelabuhan relung Teluk Beibu akan mencapai 200 juta ton, dengan demikian akan terbentuk jaringan perdagangan berbasis pelabuhan dan berorientasi pada ASEAN.

1  2