Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-19 10:40:47    
Wu Cheng'en

cri

Dalam sejarah kesusastraan Tiongkok terdapat empat novel klasik yang paling terkenal, yaitu Sam Kok, Tepi Air, Perjalanan ke Barat dan Impian Wisma Merah. Di antara empat novel itu, novel Perjalanan ke Barat adalah satu-satunya novel fiksi yang tersebar luas di kalangan rakyat Tiongkok. Berikut ini mari kita mengenal Wu Cheng'en, pengarang novel Perjalanan ke Barat dengan lebih dekat.

Wu Cheng'en dilahirkan di sebuah keluarga pedagang kecil di Huai'an, Provinsi Jiangsu, Tiongkok Timur pada abad ke-16. Wu Cheng'en sangat cerdas pada masa kecil memiliki minat yang luas. Ia pandai melukis dan menulis kaligrafi, juga gemar menciptakan syair dan lagu. Selain itu, Wu Cheng'en pandai memainkan catur Weiqi. Wu Cheng'en pada masa remaja sudah berkibar namanya karena bakatnya di bidang kesusastraan. Pada zaman dahulu kala, kaum sastrawan dan sarjana Tiongkok umumnya memiliki rencana untuk meniti karir sebagai pejabat melalui ujian negara. Begitu juga dengan Wu Cheng'en. Akan tetapi gara-gara sistem ujian yang tidak rasional dan pemerintahan yang bobrok, ia selalu gagal mencapai prestasi yang memuaskan dalam ujian negara yang diikutinya berkali-kali. Nasib sial yang dialaminya serta segala gejala buruk masyarakat lama-kelamaan mengubah sikapnya terhadap pemerintah. Di dalam lubuk hatinya tertanam pula bibit kebencian terhadap masyarakat yang bobrok. Ia ingin sekali mengubah ketidakadilan sosial pada waktu itu, akan tetapi dengan tangan hampa ia tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu ia mencurahkan kebenciannya terhadap gejala buruk serta niat baiknya untuk masa depan ke dalam penciptaan novel Perjalanan ke Barat.

Novel Perjalanan ke Barat adalah salah satu novel fiksi atau novel mitos yang paling terkenal dalam sejarah Tiongkok. Novel ini mengambil cerita berziarahnya Biksu Tangseng ke India sebagai jalur cerita utama. Dalam novel ini Wu Cheng'en mengisahkan kesulitan dan malapetaka yang dialami Biksu Tangseng beserta tiga pendampingnya dalam perjalanan ke Barat. Sun Wukong atau Sun Go Kong, seekor kera yang katanya dilahirkan dari sebuah batu sakti merupakan figur utama dalam novel ini. Kera sakti ini berwatak cuek dan berani menantang siapa pun yang jahat. Melalui figur kera dan tingkah lakunya, si pengarang secara tak terbuka mengekspresikan hasratnya terhadap kehidupan yang apa adanya.

Walaupun novel Perjalanan ke Barat diselesaikannya pada masa tuanya, namun persiapan novel ini memakan waktu seumur hidup Wu Cheng'en. Pada masa kecil, Wu Cheng'en sering bertamasya ke kuil kuno dan obyek wisata lainnya di luar kota Huai'an bersama ayahnya. Ke manapun mereka pergi, ayahnya selalu mengisahkan dongeng dan cerita yang tersebar di sana kepada Wu Cheng'en. Wu Cheng'en sejak kecil suka mendengar berbagai dongeng. Setelah dewasa ia menjadi lebih tertarik lagi pada dongeng dan cerita. Setelah berusia 30-an, ia mengumpulkan banyak dongeng, dan berniat menciptakan karya novel. Pada usia 50-an, Wu Cheng'en menulis belasan episode novel Perjalanan ke Barat. Tetapi penciptaan novel ini kemudian terputus karena sebab-sebab tertentu. Wu Cheng'en baru menyelesaikan penulisan novel itu ketika usianya telah lanjut.

1  2