Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-05-31 16:08:35    
Dr. Sun Yatsen

cri

 

Dr. Sun Yatsen adalah salah seorang tokoh terkemuka yang memberikan sumbangan brilian untuk mengakhiri sistem feodal Tiongkok.

Pada akhir abad ke-19, sistem feodal Tiongkok yang sudah berlangsung selama dua ribu tahun lebih mulai menuju ujung jalannya. Waktu itu negara-negara kapitalis Barat mengalami perkembangan pesat, dan terus melakukan ekspansi ke luar negeri dengan mengandalkan kekuatan militernya yang kuat. Tiongkok yang terbelakang pada saat itu ibarat daging besar yang diperebutkan negara-negara kuat Barat, dan akhirnya terjelma menjadi masyarakat semi kolonialis dan semi feodal. Dr. Sun Yatsen justru dilahirkan pada zaman seperti itu.

Pada tahun 1866, Sun Yatsen dilahirkan di satu keluarga petani di Provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan. Ayah dan ibunya hidup dengan bercocok tanam, sekeluarganya hanya memiliki satu gubuk dan hidup miskin. Sampai pada usia belasan tahun, Sun Yatsen baru saja memiliki sepasang sepatu. Waktu itu berjalan di daerah pegunungan dengan kaki telanjang tanpa sepatu benar-benar merupakan hal yang pahit. Dr. Sun Yatsen pernah berkali-kali mengatakan kepada istrinya Song Qingling bahwa jauh pada masa kecilnya ia sudah bertekad untuk membantu kaum petani melepaskan diri dari kemiskinan, dan anak-anak seharusnya cukup sandang pangan. Namun yang menyesalkan ialah, Dr. Sun Yatsen yang berjuang seumur hidup tak sempat merealisasi cita-citanya itu.

Semasa hidupnya Sun Yatsen, banyak penduduk di pantai tenggara dan selatan Tiongkok mengadu nasibnya ke luar negeri. Sun Mei, abang Dr. Sun Yatsen juga mengikuti arus tersebut. Sun Mei yang waktu itu masih belum dewasa kemudian mencapai sukses di Amerika Serikat, kemudian membawa Sun Yatsen ke AS juga. Mulai dari umur 13 tahun, Dr. Sun Yatsen berturut-turut menerima pendidikan Barat secara sistematis di AS dan Hong Kong. Setelah menjadi dewasa, Dr. Sun Yatsen mempelajari kedokteran profesional selama bertahun-tahun, dengan harapan dapat membantu rakyat Tiongkok bebas dari kesengsaraan melalui lanset (pisau bedah) dan auskultator, akan tetapi impiannya itu terpecah di tengah kenyataan sosial yang bobrok itu.

1 2