Pada tahun 1894, Dr. Sun Yatsen bersama dengan sejumlah intelektual lainnya datang ke Beijing untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemerintah feodal waktu itu. Dalam surat itu, Dr. Sun Yatsen mengajukan usulnya agar pemerintah melaksanakan reformasi, namun upayanya itu sia-sia belaka tanpa mencapai hasil apa pun. Di tengah kekecewaan, Dr. Sun Yatsen menyadari bahwa yang menjadi rintangan paling besar bagi reformasi justru adalah sistem feodal. Untuk menggulingkan kekuasaan feodal, perlu diadakan aksi revolusi besar-besaran. Tahun itu, Dr. Sun Yatsen mendirikan "Xingzhonghui" atau "Persatuan Pembangkitan Tiongkok" di AS dengan anggotanya terdiri atas para perantau Tionghoa. Bersamaan dengan berdirinya organisasi itu, Dr. Sun Yatsen mengajukan pula gagasan untuk menggulingkan kekuasaan feodal. Dengan demikian dimulailah prolog revolusi burjuis Tiongkok yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen.
Antara tahun 1907 dan tahun 1911, Dr. Sun Yat Sen telah merencanakan dan memimpin puluhan kali pemberontakan bersenjata di bagian barat daya Tiongkok, akan tetapi pemberontakan itu semuanya ditindas karena kekuatan revolusi burjuis ketika itu terlalu lemah. Dr. Sun Yatsen sendiri pun menjadi buronan pemerintah, sehingga terpaksa hidup dalam pengasingan di luar negeri. Pada tahun 1911, pemberontakan bersenjata yang dipimpinnya berhasil menggulingkan kekuasaan feodal yang berlangsung selama dua ribu tahun lebih.
Sebagai seorang revolusioner, Dr. Sun Yatsen berjuang seumur hidup untuk membangun masyarakat demokratis berdasarkan keadilan sosial. Walaupun ia berulang-kali mengalami kegagalan, namun ia tak pernah melepaskan idenya itu. Pada saat memimpin perjuangan bersenjata, ia menulis banyak karya tentang pembangunan negara, dalam mana membeberkan teori dan strategi tentang pembangunan negara demokratis di bidang urusan dalam negeri, diplomasi dan kesejahteraan rakyat. Dr. Sun Yatsen seumur hidup menjalani penghidupan yang sederhana dan rajin belajar, ia selalu bersikap ramah tamah terhadap bawahan dan rakyat jelata, dan terus berjuang demi membangkitkan kesadaran demokrasi masyarakat sampai wafatnya pada tahun 1925.
Dr. Sun Yatsen selalu dihormati oleh rakyat Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok juga menilai tinggi prestasi luar biasanya. Di bekas tempat hidupnya baik di Tiongkok maupun di Jepang atau AS, sampai sekarang masih terpelihara gedung peringatan dan patung Dr. Sun Yatsen. Pada liburan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahun, potretnya akan dipasang di Lapangan Tian'anmen Beijing. Tahun 2006 adalah hari lahir ke-140 Dr. Sun Yatsen, di berbagai tempat di Tiongkok telah diadakan aneka ragam kegiatan untuk memperingati jasa-jasanya. 1 2
|