Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-14 12:34:38    
Taman Nasional Potatso

cri

Setelah kenyang makan, kita menuju Danau Bita dengan bus. Pemandangan sepanjang jalan sangat menarik, di tengah kehijauan kadang tampak kawanan lembu yakh berjalan santai.

Di Danau Bita, wisatawan dapat menikmati pemandangan sekeliling yang indah dengan menumpang kapal. Air danau begitu beningnya sehingga ikan-ikan di kedalaman belasan meter tampak sangat jelas. Di sekitar danau adalah hutan azalea yang kembangnya mekar semarak di musim panas. Konon, ikan yang berenang di pinggir danau sering menyantap kembang yang jatuh ke danau. Berhubung kembang itu mengandung racun kelumit, ikan yang menelan daun mahkota kembang itu akan pingsan satu sampai dua jam dan mengapung di permukaan danau seperti mabuk.

Di tengah danau terdapat sebuah pulau kecil, konon tempat pahlawan etnis Tibet Gezar menaklukkan iblis. Di pulau itu dibangun sebuah kuil Buddha. Pulau tersebut adalah daerah khusus yang dilindungi di taman nasional, karena selain ada kuil agama Buddha aliran Tibet, juga merupakan daerah percontohan bagi ilmuwan untuk mempelajari tumbuhan dan binatang daerah beriklim subdingin.

Cerita rakyat yang misterius dan lingkungan ekologi yang terlindungi dengan baik membuat wisatawan yang berkunjung dapat menikmati keindahan alam yang tersembunyi di balik gunung tinggi di daerah Tibet. Wisatawan dari Zejiang, Chen Lingfeng mengatakan,"Pemandangan di sini sungguh indah, danau dan gunungnya bagus dan sunyi, sangat menarik khususnya bagi kami yang datang dari kota."

Bagi mereka yang tinggal di kota, Taman Nasional Potatso adalah tempat yang sangat ideal untuk menikmati pemandangan alam asli dan untuk bersantai. Di taman ini terdapat pula dua desa etnis Tibet. Di sana kita bisa menyaksikan adat istiadat penduduk setempat. Pemandu wisata setempat Zhaxicairang mengatakan,"Di dalam bangunan ini yang terbesar adalah tiang tengahnya, semakin besar tiang itu pertanda pemilik rumah semakin kaya. Setiap tahun baru atau hari raya lainnya, juga pada upacara pernikahan, warga Tibet akan menari mengitari tiang tengah itu."

Menikmati pemandangan danau dan gunung dataran tinggi yang indah, mengunjungi desa etnis Tibet, menghirup udara yang segar, dan menikmati hidangan setempat yang lezat sungguh merupakan kesenangan yang tersendiri dan kenangan yang indah.


1 2