Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-05-08 13:10:25    
Tigapuluh Enam Taktik: Naik Rumah, Tangga Ditarik

cri

Taktik "naik rumah, tangga ditarik" adalah salah satu taktik dari buku teori kemiliteran zaman kuno Tiongkok, yakni Tiga Puluh Enam Taktik. Taktik ini konon berhubungan dengan kisah-kisah yang dialami sendiri oleh Zhuge Liang, ahli militer zaman kuno Tiongkok.

Pada abad ke-2 Masehi hiduplah Liu Biao, seorang raja perang. Ia lebih mencintai anak bungsunya yang bernama Liu Qi daripada anak sulungnya Liu Zong. Meskipun Liu Qi dan Liu Zong sama-sama adalah anak Liu Biao, tapi mereka tidak dilahirkan oleh ibu yang sama. Ibu Liu Zong takut anaknya akan jatuh dalam keadaan tidak menguntungkan seandainya Liu Qi yang mewarisi tahta Liu Biao. Sedangkan di pihak Liu Qi, ia tahu bahwa ia disukai ayahnya. Tapi sesuai dengan kebiasaan zaman kuno Tiongkok, jabatan ayah hanya diwariskan kepada anak sulung. Maka ia khawatir kalaupun ia benar-benar mewarisi kedudukan ayahnya, ia belum tentu bisa merasa lega. Malah kemungkinan besar ia bisa terjerumus dalam keadaan bahaya. Menghadapi dilema itu, Liu Qi pun berkali-kali meminta akal kepada Zhuge Liang, namun selalu ditolak oleh Zhuge Liang dengan berbagai alasan. Suatu hari, Liu Qi mengundang Zhuge Liang minum arak di sebuah gedung yang tinggi. Setelah naik ke atas, Zhuge Liang baru sadar bahwa tangga untuk turun kembali ke bawah sudah ditarik oleh bawahan Liu Qi. Dalam keadaan ini, Liu Qi dengan tulus minta bantuan Zhuge Liang supaya memberinya akal untuk mengatasi dilema ini. Dalam keadaan itulah, Zhuge Liang tahu ia mau tak mau harus memberikan nasehat kepada Liu Qi. Maka ia mengisahkan satu cerita kepada Liu Qi. Cerita ini secara implisit menyarankan supaya Liu Qi meninggalkan bahaya. Berkat nasihat Zhuge Liang, setelah pulang ke rumah, Liu Qi segera meminta pada ayahnya agar ia dikirim ke suatu daerah lain untuk menjaga pasukan di sana. Dengan demikian ia pun menjauhkan diri dari ibu tiri, sekaligus kancah bahaya.

Itulah asal usul taktik "naik gedung, tangga ditarik". Dalam buku teori kemiliteran Tiga Puluh Enam Taktik, taktik itu dijelaskan sebagai berikut. Dalam pertarungan melawan musuh, kita perlu sengaja mengungkapkan kelemahan diri sendiri untuk mengait musuh supaya tertipu dan memasuki daerah yang kita kuasai secara mendalam. Kemudian kita dengan tegas memutuskan jalan kembali musuh serta hubungannya dengan bala bantuan untuk membasminya secara tuntas. Walaupun taktik itu mengandung kecerdasannya sendiri, namun musuh tentu saja belum tentu mudah tertipu. Untuk mengelabui musuh, kadang-kadang perlu pula dipasang "tangga" lebih dulu. Setelah musuh naik ke atas "gedung", yang berarti terkepung oleh tentara kita, "tangga" segera ditarik, sehingga musuh tak bisa melarikan diri.

1 2