Forum tematik "Global Influence of Asian Civilizations" atau Pengaruh Global Peradaban Asia digelar di Beijing pada Rabu kemarin (15/5). Para hadirin dari mancanegara bertukar pendapat mengenai pertukaran kebudayaan antar bangsa.
Conference on Dialogue of Asian Civilizations (CDAC) atau Dialog tentang Peradaban Asia yang dibuka di Beijing kemarin. Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam sambutannya menyatakan, peradaban saling bertukar karena adanya keberagaman; sementara itu, peradaban saling belajar dan maju melalui pertukaran antara satu sama lain. Perlunya kita terus meningkatkan pertukaran dan refleksi antar negara, bangsa dan kebudayaan yang berbeda, dengan harapan fondasi kultur yang dilandasi komunitas senasib sepenanggungan Asia dan dunia dapat diperkokoh. Gagasan Presiden Xi tersebut mendapat apresiasi merata para peserta dialog CDAC. Menteri Informasi Kerajaan Kamboja, Khieu Kanharith mengatakan, antar peradaban berbagai bangsa seharusnya diwujudkan saling pengertian, dan peradaban dari bangsa lain seharusnya diperlakukan dengan sikap saling menghargai.
Dalam pidatonya, Presiden Xi mengajukan empat kunci dalam menjaga harmoni dari berbagai keragaman peradaban yang ada. Pertama, saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Kedua, saling menghargai keindahan dari berbagai peradaban yang ada. Ketiga, bersikap terbuka, inklusif, dan saling belajar. Keempat, melakukan inovasi dan mewujudkan perkembangan sejalan dengan kemajuan zaman. Yung-nien Cheng dari National University of Singapore (NUS) berpendapat, untuk menjaga kedinamisannya, peradaban dari mana pun harus melakukan pertukaran dengan beragam peradaban lainnya.
Ia mengatakan, dalam perihal peradaban, yang penting adalah keterbukaan, dan bukan sebaliknya. Ke depannya, informatisasi akan diwujudkan di seluruh dunia. Peradaban yang lebih terbuka dan lebih inklusif akan mengalami perkembangan yang lebih pesat.
