Boundless Love, Film Karya Sineas Indonesia & Tiongkok

2019-11-07 16:14:52  

图片默认标题_fororder_105335.20108310_620X620

Film kerja sama Indonesia-Tiongkok, Boundless Love mulai tayang di bioskop Tiongkok pada 28 Oktober 2019. “Saya berharap setelah menyaksikan film ini, para penonton akan semakin tertarik untuk mengunjungi Indonesia, terutama Palembang, tempat film ini dibuat,” kata Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun saat memberikan sambutan pada pemutaran perdana “Boundless Love” tersebut.

Film karya sineas Indonesia dan Tiongkok ini diangkat dari kisah nyata romansa percintaan dua pemuda.

“Film ini terinspirasi dari kisah muda mudi yang berasal dari latar belakang budaya, agama dan bahasa yang sangat berbeda,” papar Sutradara film tersebut, Wang Yiming.

Film bertema romantika remaja itu mengisahkan seorang ekspatriat asal Tiongkok Chen Chang diperankan Shen Hao yang jatuh hati pada Nova, gadis kelahiran Palembang berdarah Batak, yang diperankan Putri Ayudya.

Kisa asmara dua remaja berbeda bangsa itu diamibl dari kita nyata yang dalam film itu ada tokoh Hendra yang berasal dari Palembang dan seorang perempuan asal Tiongkok pada tahun 1965.

Orang tua Nova, terutama sang ibu (Nungki Kusumastuti) tidak menyetujui anak gadisnya itu menjalin hubungan dengan Chen. Dia lebih menginginkan Nova menikah dengan Adi pria berdarah Batak yang lama tinggal di Amerika Serikat.

Namun kuatnya jalinan cinta sepasang kekasih yang terinspirasi oleh catatan harisan seorang gadis Tiongkok pada 54 tahun silam itu membuat Chen dan Nova bias hidup bersama dalam ikatan perkawinan.

Kisah cinta antar dua negara ini sebenarnya merupakan refleksi dari hubungan antara Indonesia dan Tiongkok, dua negara dengan latar belakang berbeda tetapi memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan.Kisah cinta antar dua negara ini sebenarnya merupakan refleksi dari hubungan antara Indonesia dan Tiongkok, dua negara dengan latar belakang berbeda tetapi memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan.

图片默认标题_fororder_105035.26322982_620X620

Selama pembuatan film berlangsung, sutradara Wang Yiming memiliki kesan mendalam pada masyarakat Indonesia. Menurutnya masyarakat Indonesia ramah dalam menerima tamu. Selama penggarapan film tersebut, dia sangat mementingkan pemahaman kebudayaan di kedua negara.

Sutradara asal Tiongkok itu menambahkan, proses pembuatan film ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari Pemerintah Indonesia melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Diantaranya saat pengambilan gambar di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung dan Palembang.

“Hal ini akan kami informasikan kepada filmmaker Tiongkok lainnya bila ingin membuat film di Indonesia,” tambahnya.

Judul film Boundless Love bila diartikan dari bahasa Mandarin mempunyai arti cinta di khatulistiwa. Pemilihan nama dikarenakan lokasi Indonesia yang terletak di khatulistiwa. Tidak hanya itu, Boundless Love memiliki arti yang lebih mendalam.

“Boundless Love menunjukkan bahwa cinta itu tiada batas negara ataupun suku ataupun batas lainnya, sangat sesuai dengan cinta yang terjadi di dalam film ini,” ungkapnya.

Aktor dan aktris dalam film ini berasal dari kedua negara. Pemeran utama dari Tiongkok adalah Shen Hao. Sedangkan pemeran utama dari Indonesia yakni Putri Ayudya. Selain itu juga melibatkan aktor dan aktris lainnya yang tidak kalah pamor seperti Ray Sahetapy, Ade Firmansyah, Nungki Kusumastuti, dan Maryam Supraba.

Pemilihan pemain dilakukan melalui berbagai tahapan antara PT Kamala Media Cipta dengan tim Tiongkok untuk melakukan seleksi. Putri Ayudya terpilih sebagai pemeran utama dari 60 orang yang diseleksi secara ketat. Putri terpilih karena sutradara Wang Yiming sudah terkesan dari pandangan pertama dengan kemampuan berakting Putri. Kelihaian akting putri yang mampu menunjukkan sebagai wanita periang dipenuhi dengan jiwa muda dan kedetailannya dalam berakting.

图片默认标题_fororder_105049.68774188_620X620

Film ini mengambil beberapa lokasi syuting, yaitu Palembang dan Bandung. Palembang dipilih untuk memperkaya cerita yang tidak lepas kaitannya dengan sungai musi dan jembatan Ampera. Sedangkan Bandung dipilih karena film ini bernuansakan hubungan antara Indonesia-Tiongkok, dan hubungan kedua negara dimulai dari Konferensi Asia Afrika yang terjadi di Bandung.

Target pasar film ini tidak hanya Indonesia dan Tiongkok, tetapi juga membidik pasar dunia. Seperti yang disampaikan sutradara film tersebut, Wang Yiming belum lama ini.

Film Boundless Love ini hasil dari kerjasama Bekraf dengan Red and White China dan PT. Kamala Media Cipta yang berhasil mendapatkan investasi berbentuk pendanaan yang bersifat co-production dari Gansu Biaoshi Culture Communication Group.

Selain Bekraf, pihak Pemerintah Indonesia juga turut mendukung penggarapan film ini melalui Pusbangfilm, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Kota Bandung dan KBRI Beijing.

辛睿