Tangga Rotan, Tangga Baja Sampai Tangga Rumah Baru—Jalan Perkembangan Desa di atas Tebing

2020-05-29 16:30:12  

Mose Labo- Warga Desa Atuler Kecamatan Zhiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan

Pachayoge-Kepala RT/RW Desa Atuler Kecamatan Zhiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan

Awumuniu- Sekretaris Partai Kecamatan Zhiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan

Jiwu Erluo- Guru Taman Kanak-kanak Desa Atuler Kecamatan Zhiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan

 

Mei 2020

84 keluarga miskin “desa tebing” satu per satu pindah ke rumah baru mereka yang terletak di kaki gunung Daliangshan, Sichuan

 

Mose Labo: Nah, ini adalah rumah baru saya, sangat nyaman. Komunitas kami pun terlihat indah sekali kan? Saya akan bersama dengan ayah dan ibu, serta istri dan anak saya tinggal di sini, kemudian saya akan kembali ke “desa tebing” mengembangkan bisnis pariwisata untuk menghidupi keluarga kami, ayo semangat!

 

Desa Atuler terletak di gunung Daliangshan, Sichuan

Untuk keluar masuk desa, harus memanjat tebing curam setinggi 800 meter

Dari kaki gunung sampai ke puncak gunung terdapat 13 jurang yang sangat curam.

Dari sinilah nama “Desa Tebing” berasal.

 

Lirik: Di depan pintu rumah saya terdapat sebuah sungai yang bernama Sungai Jinsha. Di Belakang rumah saya terdapat sebuah gunung, namanya gunung Daliangshan.

Pachayoge: Daerah kami ini memiliki masalah akses jalan, sehingga menyebabkan sejumlah banyak kesulitan, seperti kesulitan untuk masuk sekolah, berobat ke rumah sakit, dan berbagai produk tak bisa diangkut keluar dari desa, keperluan sehari-hari juga sulit didapatkan.

 

Harus lewat dari sinikah?

Iya betul.

Saya tidak ingin berjalan lagi.

Mose Labo: Sebelumnya, saat saya bersekolah harus menempuh jalan sepanjang 18 km, berangkat dini hari, sampai di sekolah sudah petang, sangat berbahaya.

Jiwu Erluo: Jika saya meninggalkan desa, saya merasa bersalah kepada anak-anak ini.

 

Jalan Desa Tebing

Jiwu Erluo: Nama saya Jiwu Erluo, tahun ini hampir berusia 30 tahun, saya adalah seorang guru taman kanak-kanak di “desa tebing”. Dapat dikatakan sekarang saya adalah separuh warga desa tebing ini. Saya datang ke desa ini karena menikah dengan suami saya yang tinggal di sini. Saat itu saya sangat penasaran dengan daerah asal suami saya ini, saya ingin datang melihat-lihat. Suami saya berkata, karena kehidupan di tempat ini sangat sulit, warga desa pun tidak ingin kembali ke kampungnya. Setelah saya diterima menjadi guru taman kanak-kanak di sana, saya baru memberi tahu suami saya saat saya melakukan pemeriksaan kesehatan. Saat itu dia sangat geram dan marah pada saya. Saat saya datang ke desa, tak disangka, transportasi apapun tak ada, sehingga saya harus memanjat tangga rotan, dan sampai separuh jalan saya menangis karena ketakutan.

Pachayoge: Saat pertama kali datang ke desa, para warga biasanya mengikatkan sebuah tali ke pinggang demi keselamatan, kemudian para pemuda desa yang kuat dan berpengalaman akan mendampingi para pengunjung dan melindungi mereka jika terjadi hal yang tak diinginkan. Yang menjadi tugas kami sekarang adalah mempertimbangkan keadaan tanpa akses jalan ini, bagaimana berkembang, dan mengubahkan keadaan kehidupan saat ini.

 

Jiwu Erluo: Kami mencari sebuah bangunan sebagai ruang kelas. Tanpa fasilitas pembelajaran apa pun, sebuah kamar kosong saja, hanya dingklik dan papan tulis kecil yang kami beli sendiri.

 

 

Mose Labo: Dulu malas ada alasannya, karena tidak ada yang bisa kami perbuat. Setelah selesai bekerja di lahan, kami hanya dapat berjemur di bawah sinar matahari, dulu tidak memiliki kondisi untuk bekerja.  Orang-orang di desa ini tidak bisa berbahasa Mandarin, mungkin ada 5 persen orang yang bisa berbahasa Mandarin. Tapi saya satu kata pun tak bisa.

 

Jiwu Erluo: Guru untuk apa, tidak tahu. Bagi petani, kebudayaan tidak mempunyai makna. Ada orang yang mau mendaftar ada yang tidak mau, jadi kami satu demi satu mengunjungi keluarga murid. Muka dan tangan anak-anak itu kotor, apalagi pakaian mereka, compang-camping. Besok pakai baju yang bersih ya. Sini kulihat kepalamu, ada kutu tidak. Anakku tidak bisa makan jagung, waktu itu tidak ada beras, saya membeli dari tetangga, dan meminjam sebungkus mie untuk dimakan selama dua minggu. Saya rasa saya tak bisa tahan, kehidupan menjadi bermasalah, saya bilang saya mau pergi.

 

Mose Labo: Waktu itu, biji merica hijau dan kenari semua harus dipikul turun gunung untuk dijual. Mereka membeli di kaki gunung, mereka tahu kami tidak mungkin membawanya pulang kembali, sehingga mereka menawar sampai harga terendah.

 

Pembangunan jalan menjadi kesulitan pertama yang harus diatasi

 

Awu Muniu: Setelah dilantik pada 1 Juli 2016, keesokan harinya saya diminta untuk memperbaiki tangga baja. Saya tahu hal ini sangat penting, saya juga pernah menonton laporan TV, tak ada buruh yang mau memperbaikinya. Ada dua perusahaan konstruksi yang datang, melihat keadaan dari bawah, kami menunjukkan jalan kepada mereka, mereka tak bersedia memperbaiki dan langsung pergi.

 

Pacha Youge: Apakah kami boleh menggantikan tangga rotan ini menjadi tangga besi atau baja? Pemerintah membayar separuh, kabupaten kami membayar separuh. Kita bersama-sama memperbaikinya.

 

Agustus 2016

 

Pemerintah Keresidenan Liangshan dan pemerintah Kabupaten mengalokasikan dana sebesar satu juta Yuan untuk membantu Desa Atuler memperbaiki jalan.

Pacha Youge: Walaupun satu juta Yuan telah dialokasikan, tapi tidak ada orang yang mau memperbaiki jalan ini.

 

Awu Muniu: Terus terang, karena bahaya, pembangunan ini sulit dilakukan. Kami membangun sendiri, kami membujuk beberapa buruh untuk menjadi pembimbing. Sejumlah 100 ton lebih baja kami pikul ke atas, 6 ribu buah pipa baja dipikul dari bawah ke atas, dipikul ke mana, dibangun ke mana.

 

Jiwu Erluo: Karena kurang kerasan, saya tidak bisa tinggal di sini lagi. Sakit atau tidak, sarung tangan tetap harus dipakai, tadi pagi saat datang dengar tidak? Ada anak-anak yang bilang, Bu, jangan pergi. Anak-anak lokal memberikan kami tomat dan kue-kue kepada anak saya. Ini sangat mengharukan saya, saya rasa saya harus tinggal di sini demi anak-anak ini. Anak-anak itu telah menyentuh hati saya.

 

Dia memilih bertahan demi anak-anak

 

Pacha Youge: Sangat terharu, jika terharu akan mudah sedih. Tapi kami tidak boleh sedih, harus berkeyakinan atau memperingatkan diri sendiri, berjuang dan giat kerja. Para petani memikul pipa baja sepanjang 6 meter di atas bahu mereka, kakinya agak gemetar tapi bukan karena takut, karena harus menginjak dengan stabil, maka saat kaki bertenaga, kaki akan gemetar.

 

Wartawan: Berapa berat pipa baja yang sekali anda bawa?

Si laki-laki: Kira-kira 110 kilo.

Wartawan: 110 kilo.

Si Laki-laki: Iya.

Wartawan: Tiap hari bawa berapa kali?

Si laki-laki: Dua kali, pagi satu kali, dan sore satu kali.

Wartawan: Dari bawah ke sini memerlukan waktu berapa lama?

Si laki-laki: Kira-kira dua jam.

Wartawan: Sudah jalan dua jam. Jadi total harus makan waktu berapa lama sampai di atas?

Si laki-laki: Total kira-kira 3 jam.

Wartawan: Wow, masih perlu 1 jam lagi.

 

Tgl 8 Maret 2017

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato penting ketika menghadiri diskusi delegasi Provinsi Sichuan selama Sidang ke-5 Kongres Rakyat Nasional ke-12.

 

Xi Jinping: Tahun lalu (2106), saya telah membaca laporan media tentang “desa tebing” di Kabupaten Liangshan, hati saya terbeban dan khawatir ketika melihat para petani dan anak-anak harus memanjat tangga rotan untuk masuk keluar desa, keselamatan jiwa mereka tidak terjamin. Tak lama yang lalu, saya dengar di sana telah dibangun tangga besi, hati saya baru merasa lega.

 

April 2017

Pemerintah setempat mengorganisir 10 pemuda dari “desa tebing” menuju kota Dali, Provinsi Yunnan untuk menerima penataran mengenai pariwisata dan pemandu.

 

Mouse Labo: Saya berasal dari “desa tebing”, Daliangshan, nama saya Mouse Labo. Impian saya tahun lalu ialah menjadi pelatih olahraga outdoor. Nah, inilah penataran olahraga outdoor. Sebelumnya saya kurang tahu apa artinya outdoor. Setelah menerima penataran, saya baru tahu terdapat banyak proyek yang saya suka. Di sekililing “desa tebing” terdapat banyak gunung dan lembah, sangat cocok untuk olahraga rock climbing dan mendaki gunung. Dulu pemuda di desa kami harus mencari nafkah di luar gunung, harus berjalan lama ke tempat yang jauh. Sekarang kami bisa mendapat pemasukan hanya dengan tinggal di gunung kami. Keluarga saya menelepon saya dan mengatakan bahwa sekarang tangga telah dipasang di mana-mana.

 

Agustus, 2017

Sejumlah 2556 tangga baja menjadi jalan masuk “desa tebing”

Warga “desa tebing” telah memiliki jalan “tolnya” sendiri

Pacha Youge: Setelah tangga baja dipasang, berbagai barang keperluan pun ikut datang, seperti penyuplaian air dan listrik, terutama jaringan internet, para pemuda mulai bermain ponsel, mengupload foto di grup pertemanan, bahkan melakukan siaran live streaming di internet, tiba-tiba hubungan kami dengan dunia luar telah menjadi dekat.

Mose Labo: Halo teman-teman, nama saya Mose Labo, saya dijuluki sebagai “manusia terbang tebing”, karena saya adalah pemanjat tercepat di “desa tebing”. Dari puncak gunung sampai ke bawah gunung saya hanya memerlukan waktu 15 menit.

Pacha Youge: Warga desa kami sudah dapat keluar, wisatawan dari luar desa pun sudah bisa masuk.

Jiwu Erluo: Dengan bantuan pemerintah dan negara, lingkungan Taman Kanak-kanak pun berubah jadi semakin indah. Ada TV, dan juga internet, ada ranjang dan selimut anak-anak, sehingga siang hari mereka bisa tidur di sekolah. Pemerintah juga menyediakan sarapan bergizi kepada anak-anak. Murid-murid di Taman kanak-kanak “desa tebing” adalah masa depan desa ini. Sekarang saya tidak bisa meninggalkan tempat ini, karena saya enggan meninggalkan anak-anak ini.

 

Mei 2020

84 keluarga miskin Desa tebing

Pindah ke rumah baru mereka

Sesudah keluarga miskin berpindah ke tempat lain

Desa tebing dikembangkan

menjadi desa tradisional yang berciri khas etnis Yi

 

Pacha youge: Masa depan kami dapat terlihat, kehidupan kami pasti akan semakin membaik

 

Melewati jalan tangga rotan dan tangga baja

Warga desa tebing telah memasuki era gedung bertingkat

 

Mose Labo: Saya inigin berkata pada seluruh dunia, jangan khawatirkan kami lagi, kehidupan kami sangat bagus, tidak berbeda dengan kehidupan warga kota.

 

7 sekolah dan 3 rumah sakit

di sekitar tempat permukiman

sedang dibangun

Diperkirakan, akan diresmikan sebelum 20 Agustus mendatang

 

23 Mei 2020

Ketika menengok anggota-anggota MPPR kalangan ekonomi

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidatonya

 

Xi Jinping: Kami sangat yakin dapat merealisasi tujuan pengentasan kemiskinan pada tahun ini, karena tujuan yang kami ajukan ini adalah hal yang pasti dapat terwujud. Sebenarnya, generasi kita memang punya obsesi, demi rakyat, khususnya untuk membantu para petani, jalan menuju sosialisme tidak boleh kurang satu pun, demi kemakmuran bersama.

王伟光