Masyarakat Korsel Tuntut Tentara AS Tutup Lab Biologi di Wilayah Korsel

2020-06-10 15:33:04  

 

Baru-baru ini, masalah laboratorium biologi yang didirikan Tentara Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan kembali menjadi fokus perhatian masyarakat. Banyak lembaga masyarakat Korsel yang menuntut Tentara AS menutup lab biologinya yang terletak di wilayah Korsel.

图片默认标题_fororder_k1

Media Korea melaporkan, di Daegu dan Kyungpook sering ditemukan penyakit antraks. Tentara AS di Daegu hendaknya memeriksa masalah laboratorium bakterinya. Sebenarnya, tuduhan masyarakat Korsel terhadap pendirian lab bakteri di wilayah Korsel sudah berlangsung dalam waktu lama.

Pada akhir Maret lalu, media Korsel pernah melaporkan bahwa Tentara AS di Korsel total mendirikan laboratorium di empat pangkalan yaitu Yongsan, Busan, Gunsan, dan Pyeongtaek. Keempat lab tersebut total melakukan 15 kali uji coba terharap bakteri antraks dari tahun 2009 hingga 2014. Bakteri antraks dapat ditularkan melalui kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernaan, dapat digunakan sebagai senjata biologis.

图片默认标题_fororder_k2

Pada April 2015, Pusat Kimia Biologi Edegwood yang terletak di Maryland AS pernah mengirimkan sampel bakteri antraks hidup kepada lembaga riset militer di Pangkalan Militer AU AS di Osan. Pihak militer AS menjelaskan, peristiwa ini terjadi karena kelalaian pekerjaan petugas.

图片默认标题_fororder_k3

Pada Oktober 2019, badan pengelolaan penyakit Korsel mengungkapkan, pada Januari tahun ini, tentara AS pernah mengirim tiga macam bakteri kepada pangkalan militernya di Busan, Gunsan dan Osan. Pihak militer AS menganggap, bakteri yang bersangkutan bukan bakteri hidup dan sudah dihapuskan sifat racunnya sehingga tidak akan mengancam keselamatan. Namun, masyarakat Korea tidak menerima penjelasan ini.

图片默认标题_fororder_k4

图片默认标题_fororder_k5

Masih terdapat banyak kecurigaan lainnya terhadap pangkalan Pelabuhan ke-8 Tentara AS di Busan, karena mereka sedang melakukan uji coba biokima dengan menggunakan bakteri mematikan pada manusia. Berkenaan dengan kecurigaan itu, pihak militer AS di Korea Selatan untuk pertama kalinya membuka fasilitas sistem pencegahan biokimia di pasukan AS di Busan, pihaknya mengaku telah mengirim zat biokimia. Sementara itu mereka juga mengklaim bahwa fasilitas itu adalah sistem peringatan dini ancaman biokimia pada tahap awal, dan diimpor demi melindung keamanan kawasan ini. Tapi penjelasan itu tidak bisa diterima masyarakat Koresel, mereka menuntut tentara AS segera memindahkan fasilitas tersebut.

Media Korsel melaporkan , AS sebagai negara penandatangan Konvensi Senjata Biologis, berkewajiban tidak mengembangkan, tidak memproduksi, tidak menyimpan, tidak membuat produk mikroba, zat racun dan senjata yang digunakan bukan untuk tujuan damai. Tapi Tentara AS di Korsel malah mengabaikan tuntutan tersebut. Masyarakat Korsel sudah berkali-kali menuntut pemerintah Korsel untuk melakukan penyelidikan dan mengumumkan informasi terhadap pengangkutan ilegal bakteri beracun dan uji coba bakteri, serta menuntut penutupan laboratorium terkait. 

常思聪