
Tanggal 23 Mei 1951, Persetujuan Tentang Cara Pembebasan Tibet Secara Damai ditandatangani di Beijing, hal ini menandakan Tibet mewujudkan pembebasan secara damai. Dataran Tinggi yang diselimuti salju menyambut terbitnya fajar, rakyat berbagai etnis Tibet memulai kehidupan serba baru.

Selama 70 tahun ini, keadaan lalu lintas di Tibet mengalami perubahan yang menggemparkan dunia. Dari jalan kuno dengan pengangkutan bersandar pada kuda, sampai terbentuklah jaringan lalu lintas yang dapat menjangkau setiap daerah terpencil, dari kondisi yang tidak ada satu pun jalan raya, sampai terbentuklah sistem transportasi komprehensif tiga dimensi dengan dilengkapi jalan raya, jalan kereta api serta jalan penerbangan. Jaringan lalu lintas modern yang terbentuk di Tibet aman dan nyaman, adalah jalan all-in-one, juga menjadi jalur yang menghubungkan Tibet dengan berbagai daerah di Tiongkok serta mengoneksi perasaan antar rakyat berbagai etnis Tibet.

Pada pukul 10:16, tgl 16 Mei yang lalu, sebuah terowongan jalan yang menghubungkan Kecamatan Paizhen, Kabupaten Milin, Kota Linzhi Daerah Otonom Tibet, ke Kabupaten Motuo, yaitu Terowongan Laohuzui Jalan Raya Paizhen-Motuo resmi dirampungkan, lebih awal 228 hari daripada jadwal proyek sebelumnya, Hal ini menandakan pembangunan jalan Paizhen-Motuo yang telah makan waktu 7 tahun sukses diselesaikan. Jalan Paizhen-Motuo sepanjang 67,22 kilometer itu melintasi pegunungan salju, melewati sungai besar, melalui terowongan, akhirnya tiba di Kabupaten Motuo, inilah jalur lalu lintas penting kedua yang menuju Kabupaten Motuo. Setelah jalan itu dirampungkan, jarak tempuh dari kota Linzhi ke Kabupaten Motuo telah dipersingkat dari 346 kilometer pada masa lalu sampai 180 kilometer pada masa kini, waktu tempuhnya dipersingkat 8 jam, kehidupan rakyat di sekeliling jalan pun membaik.

Daerah Otonom Tibet sangat luasnya wilayahnya, topografinya kompleks, iklimnya berubah, ekosistemnya lemah. Dulu, kesulitan akses ke Tibet pernah menjadi kendala yang serius menghalangi perkembangan ekonomi dan sosial Tibet. Tahun 1954, jalan raya Sichuan-Tibet dan jalan raya Qinghai-Tibet dengan totalnya sepanjang 4360 km sukses dirampungkan. Keajaiban ini dilakukan oleh sebanyak 110 ribu tenaga kerja pembangunan, hal ini memulai sejarah transportasi modern Tibet. 17 Juli 2011, jalan tol Lhasa-Gongga, jalan tol pertama di Tibet diresmikan. Oktober 2013, jalan raya Motuo dirampungkan secara resmi. Tahun 2015, jembatan Zhanang dirampungkan. Kini jarak perjalanan jalan raya di pedesaan Tibet sebanyak 86,8 ribu km, tingkat penyambungan di kota di kecamatan dan desa masing-masing mencapai 100 persen dan 99,96 persen. 654 kecamatan dan 4094 desa dapat dicapai melalui jalan beton, tingkat kelancaran mencapai 94,1 persen dan 74,8 persen, telah memberikan kontribusi besar-besaran untuk pengentasan kemiskinan dan pembangkitan kembali desa di Tibet.

Jalan kereta api menduduki posisi penting dalam sistem transportasi. Modernisasi suatu negara sulit terwujud kalau tanpa modernisasi jalan kereta api. Meskipun usaha jalan kereta api Tibet dimulai agak terlambat , tingkat kemajuan pun tidak cepat, skala dan kepadatan jalan kereta api jauh lebih rendah daripada level rata-rata seluruh negeri, namun status dan perannya dalam perkembangan berkualitas tinggi ekonomi Tibet sangat penting. Sejak Jalan KA Qinghai-Tibet diresmikan pada tahun 2006, jalan KA yang terkenal sebagai jalan menuju “langit” itu benar-benar menjadi “Kanal Suez di atap dunia”, 80 persen komoditi diangkut masuk ke Tibet melalui jalan KA ini, tur wisata di Tibet via jalan KA semakin digemari wisatawan. Berwisata ke Lhasa dengan kereta api bukan lagi impian manusia. Seiring dengan mulai dibangunnya jalan KA Sichuan-Tibet, Tibet akan menyambut peluang perkembangan baru.

Tahun 1965, Bandara sipil Gongga mulai dibangun, dan diresmikan rute penerbangan pertama dari Lhasa ke Chengdu, usaha penerbangan Tibet memasuki era baru. Sampai tahun 2011, di Tibet terdapat 5 bandara yang melayani 22 rute penerbangan dalam dan luar negeri. Sampai tahun 2019, Tibet telah meresmikan 96 rute penerbangan dalam dan luar negeri dengan mencapai 48 kota. Kini Tibet melayani 140 rute penerbangan yang mencapai sekitar 66 kota di dalam dan luar negeri. Selama 70 tahun ini, usaha penerbangan Tibet sedang berkembang pesat, berupaya membangun “jembatan emas di udara” demi Tibet dan dunia luar.

Semakin besar perkembangan lalu lintas adalah manifestasi kemampuan negara, juga merupakan standar penting kebangkitan negara. Semakin besarnya usaha lalu lintas Tibet merupakan salah satu rantai penting dalam usaha lalu lintas modernisasi Tiongkok. Berorientasi pada pembangunan “Repelita ke-15”, jalan Tibet menuju ke bahagia pasti akan semakin panjang, jalur transportasi Tibet pastilah semakin lancar.
