Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-07 14:28:40    
36 Taktik: Jiedao Sharen

cri

Konon pada abad ke-6 Sebelum Masehi, di Negara Qi ada tiga jenderal yang gagah berani. Mereka sama hebatnya, dan sama-sama disayang Raja Negara Qi. Akan tetapi ketiga jenderal itu sombongnya bukan main. Yan Ying, salah seorang negarawan terkenal di Negara Qi khawatir kalau-kalau ketiga orang itu menimbulkan kerusuhan sehingga mempengaruhi keamanan negara. Maka mengusulkan kepada Raja Qi, yaitu Qi Jinggong supaya menganugerahkan kepada ketiga jenderal itu dua persik untuk dimakan sesuai dengan jasa masing-masing. Akhirnya ketiga jenderal itu saling membunuh karena berebut dua persik itu karena sama-sama memandang dirinya berjasa paling besar. Dengan demikian, Yan Ying dengan mudah mencapai tujuan politiknya.

Taktik "membunuh orang lain dengan pisau orang ketiga" sering kali dipandang sebagai taktik yang terkeji dan terkutuk ketika digunakan untuk tujuan kecuali militer. Pada zaman sekarang, taktik itu sering dipakai untuk mencapai tujuan bisnis dengan memanfaatkan kekuatan pihak lain. Tentu saja tujuannya bukan untuk membunuh orang, melainkan mencapai tujuan menang bersama.

Dengan menguasai inti sari taktik "membunuh orang lain dengan pisau orang ketiga" atau melawan musuh dengan kekuatan ketiga, seseorang pengusaha akan berakal banyak untuk menghadapi situasi panca roba dalam persaingan sengit pasar. Misalnya di satu kota terdapat dua perusahaan yang sama-sama mendominasi pasar kota itu dengan produk yang sama. Perusahaan A berharap melakukan pembaruan teknologi untuk meningkatkan kandungan iptek produk, tapi khawatir produk baru itu tidak laris di pasar karena lebih mahal daripada produk yang lama. Karena kekhawatiran itu, Perusahaan A berharap melakukan regenerasi produk bersama dengan Perusahaan B, namun ditolak oleh Perusahaan B yang sama sekali tidak tertarik oleh pembaruan teknologi. Maka Perusahaan A memberikan tekanan kepada Perusahaan B melalui persatuan usaha supaya Perusahaan B juga melakukan pembaruan teknologi. Setelah melakukan pembaruan, walaupun produk baru lebih mahal harganya, namun dengan mundurnya produk lama dari pasar, maka pangsa pasar yang diperoleh kedua perusahaan itu tidak mengalami perubahan besar dibanding masa sebelum pembaruan teknologi. Selain itu, kedua perusahaan juga mengalami perkembangan. Dari contoh ini, kita mengetahui bahwa Perusahaan A justru menerapkan taktik tersebut, tapi yang "dipinjamnya" adalah "kekuatan", yaitu kekuatan persatuan usaha.


1 2