Pekan ini, saya dan anakku berdua ada di rumah saja. Karena itulah, kesabaranku hampir tidak ada lagi. Anakku terlalu suka main game. Selepas sekolah, dia langsung duduk di depan komputer, chatting dengan temannya, sambil main game. Kalau dimarahiku, dia baru mulai belajar. Tapi hanya belasan menit saja, dia selesai semua pekerjaan rumah dan teruskan gamenya.
Dia kurang tahu kecemasanku. Aku pun bingun. Di satu pihak, saya pengen anakku hidup dengan bahagia dan senang. Tapi di sisi lain, tekanan atas masa depannya agar saya sering mendidiknya dengan sikap keras.