Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi kemarin (2/8) menghadiri Pertemuan Menlu (10+1) Tiongkok-ASEAN yang digelar di Singapura.
Wang Yi menyatakan, selama 15 tahun pembentukan hubungan kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN, hubungan kedua pihak telah memasuki tahap baru perkembangan menyeluruh. Bertepatan 40 tahun reformasi dan keterbukaan Tiongkok, 2018 adalah juga pembukaan 50 tahun ke-2 bagi ASEAN. Pada saat ini, hubungan dengan ASEAN selalu diprioritaskan dalam politik luar negeri Tiongkok dengan negara tetangga. Di atas dasar persahabatan tetangga baik dan kerja sama menang bersama, Tiongkok akan terus mendukung pembangunan Komunitas ASEAN dan status inti ASEAN. Tiongkok bersedia bersama ASEAN menikmati peluang ini, bersama-sama menghadapi tantangan, membentuk komunitas senasib yang lebih erat, agar menjadikan kerja sama Tiongkok-ASEAN sebagai soko guru bagi perdamaian, kestabilan, pembangunan dan kemakmuran regional.
Wang Yi mengusulkan, di bawah pimpinan “Visi 2030 Hubungan Kemitraan Strategis Tiongkok-ASEAN”, Tiongkok akan terus meningkatkan sinergi antara rencana pembangunan negara-negara ASEAN,“Visi ASEAN 2025” dengan inisiatif “Satu Sabuk Satu Jalan”, mewujudkan saling mengisi dengan keunggulan masing-masing dan merintis ruang kerja sama yang lebih besar. Kedua pihak hendaknya meningkatkan kerja sama keamanan, memperdalam saling percaya strategis, untuk itu Tiongkok menyambut baik keikut-sertaan negara-negara ASEAN dalam latihan bersama laut antara Tiongkok dengan ASEAN pada Oktober mendatang, sekaligus meningkatkan kerja sama di bidang anti-terorisme, penanggulangan bencana, bantuan kemanusiaan dan medis militer. Menlu Tiongkok menyatakan, kedua pihak hendaknya terus memperdalam ekonomi dan perdagangan, kerja sama investasi, terus mendorong diberlakukannya menyeluruh protokol eskalasi Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN. Kedua pihak hendaknya meningkatkan pertukaran di bidang pendidikan, pariwisata, media dan pemuda-pemudi, untuk itu Tiongkok menetapkan 2019 sebagai “Tahun Pertukaran Media Tiongkok-ASEAN”. Sementara itu Wang Yi juga menyatakan keinginan untuk membangun jalur ekonomi aliran Sungai Mekong dengan negara-negara terkait, demi meningkatkan level kerja sama antara Tiongkok dengan kawasan timur ASEAN.
Dalam pembicaraannya, para menteri luar negeri ASEAN beramai-ramai menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Tiongkok kepada pembangunan ASEAN serta status inti ASEAN dalam kerja sama regional, para Menlu mengapresiasi kemajuan hubungan ASEAN dengan Tiongkok dan menganggap Tiongkok sebagai mitra kerja sama yang sesungguhnya dan efektif bagi ASEAN. Beliau menyatakan bahwa inisiatif “Satu Sabuk Satu Jalan” telah mendatangkan peluang besar besar kepada konektivitas dan pembangunan bersama regional, diharapkannya dengan lebih lanjut meningkatkan sinergi strategi pembangunan, memperdalam kerja sama dan pertukaran di bidang ekonomi perdagangan, inovasi, konektivitas dan pariwisata.
Para Menlu dengan sepakat berpendapat, proteksionisme perdagangan cenderung muncul baru-baru ini, Tiongkok dan ASEAN perlu selekasnya membentuk “Persetujuan Hubungan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional”, dengan tegas mencurahkan tenaga pada perdagangan bebas dan proses pengintegrasian ekonomi regional, dan memelihara sistem perdagangan multilateral yang dengan multilateralisme dan peraturan sebagai dasarnya.
Para Menlu menyambut baik atas ditandatanganinya rancangan dokumen konsultasi tunggul “Kode Etik (CoC) Laut Tiongkok Selatan”, dan menyatakan kedua pihak terus mendorong konsultasi demi memelihara perdamaian dan kestabilan regional sekaligus mendorong kemakmuran pembangunan kawasan ini.