Ciptakan Keajaiban Lebih Besar dengan Semangat Reformasi

2018-10-29 10:47:49  

Melalui upaya pelaksanaan reformasi dan keterbukaan selama 40 tahun silam, agregat ekonomi Tiongkok sudah berhasil melonjak dari posisi di luar peringkat sepuluh besar ke urutan kedua di dunia. Skala manufakturnya kini menempati urutan pertama di dunia. Sebanyak 700 juta jiwa penduduk dinyatakan sudah terlepas dari kemiskinan. Perubahan-perubahan positif itu dipuji cendekiawan Barat sebagai “Keajaiban Tiongkok”. Di tengah lingkungan internasional yang kompleks, apakah Tiongkok dapat menciptakan keajaiban yang baru dalam proses transformasi ekonomi? Mengenai pertanyaan tersebut, Presiden Tiongkok Xi Jinping baru-baru ini memberikan jawabannya ketika berkunjung di Provinsi Guangdon. Ia mengatakan, reformasi dan keterbukaan Tiongkok tidak akan berhenti, Tiongkok pasti akan mewujudkan keajaiban yang lebih besar untuk dikagumi seluruh dunia.

Shenzhen kerap kali diumpamakan sebagai “sawah percobaan” Tiongkok dalam melakukan reformasi. Kota ini sekaligus adalah pionir untuk melaksanakan keterbukaan. Proses perkembangannya dari sebuah kampung nelayan yang kecil di dekat Hong Kong menjadi salah satu metropolitan selalu dipercontohkan sebagai miniatur proses reformasi dan keterbukaan Tiongkok selama 40 tahun lalu. Produk bruto domestik (PDB) kota Shenzhen pada 1979 hanya berkisar 197 juta yuan, namun angka itu telah melambung menjadi 2,24 triliun yuan pada 2017 dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun 23 persen. Jumlah penduduknya telah naik dari 330 ribu jiwa menjadi 20 juta jiwa. Shenzhen, tempat yang melahirkan perusahaan raksasa seperti Huawei dan Tencent kini telah menjadi markas besar bagi 200 dari 500 perusahaan top dunia. Di sesi kemampuan inovasi secara keseluruhan, kota Shenzhen terus menempati urutan pertama sebagai kota inovatif di daratan Tiongkok menurut survei majalah Forbes.

Shenzhen  adalah pos pertama dalam perlawatan Xi Jinping di Guangdong, di mana Xi Jinping meninjau kembali proses reformasi dan keterbukaan di Guangdong. Ia berharap Guangdong terus mengembangkan semangatnya sebagai pionir untuk terus melaksanakan reformasi dan menciptakan lebih banyak pengalaman dengan bertolak dari keunggulannya diri sendiri.

Para analis berpendapat, argumentasi Xi Jinping selama kunjungan kerjanya di Guangdong telah menetapkan standar baru bagi reformasi dan keterbukaan putaran baru Tiongkok. “Keajaiban Tiongkok” edisi baru sudah termasuk dalam cetak biru. Standar atau kriteria yang baru adalah sebagai berikut: terus mempertahankan prinsip “mengupayakan kebahagiaan rakyat” sebagai kriteria untuk menguji hasil reformasi, mengintensifkan perkembangan ekonomi dan sosial yang bermutu tinggi, mengembangkan lebih lanjut peran perusahaan dalam melaksanakan inovasi serta efek domino pasar, meningkatkan lebih lanjut standar dan level keterbukaan terhadap dunia luar secara menyeluruh, pemerintah menaruh perhatian yang lebih besar pada pengembangan ekonomi riil, mendorong industri manufaktur mewujudkan eskalasi ke arah digitalisasi, internetisasi serta Intelegensi Artifisial (AI), dan lebih mengutamakan perkembangan selaras antara kota dan desa dengan ekosistem.

辛睿