Media Malaysia: Pernyataan Permintaan Ganti Rugi terhadap Tiongkok Tidak Beralasan

2020-04-29 13:33:53  

Media Malaysia, The Star dalam sebuah artikel yang dimuat pada 26 April lalu mengomentari bahwa pandangan yang disampaikan pemerintah dan perorangan sejumlah negara di dunia untuk meminta ganti rugi kepada Tiongkok terkait wabah COVID-19 adalah hal yang “tidak masuk akal”, tujuannya hanyalah mencari “kambing hitam” untuk menutupi kegagalan pemerintah dalam menanggulangi penularan wabah serta menodai Tiongkok.

Artikel tersebut menunjukkan, dalam menghadapi wabah, Tiongkok telah bertindak cepat dan berhasil menbendung wabah. Kini Tiongkok sedang membantu negara lainnya untuk menanggulangi wabah.

Dengan mengutip pandangan WHO dan para ilmuwan Barat, artikel menunjukkan, tuduhan tentang Tiongkok yang terlambat melaporkan informasi wabah itu telah dibantah. Usaha Tiongkok untuk membagikan informasi virus dan hasil penelitiannya dengan dunia telah diakui. Hasil signifikan yang dicapai ilmuwan Tiongkok untuk mempelajari virus tipe baru yang cepat menular itu pun telah memperoleh penghargaan internasional.

“Jadi apa lalgi kesalahan pihak Beijing?”, kata artikel itu, “Nyata sekali, sejumlah alasan untuk meminta ganti rugi tersebut adalah asumsi dan fitnahan yang tak berdasar apapun. ”

“Virus tidak mengenal batas negara dan bisa muncul kapan saja.” . Artikel menunjukkan, Amerika tidak diminta ganti rugi ketika influenza H1N1 tipe A merebak pada tahun 2009, juga tidak memberikan ganti rugi kepada investor dan negara-negara di seluruh dunia atas bangkrutnya perusahan Lehman Brothers AS pada tahun 2008. Ketika wabah Ebola muncul, berbagai negara pun bersikap simpati dan beradab. “Tiongkok sebagai korban pertama wabah, juga tidak seharusnya menderita serangan.”

Artikel berpendapat, pemerintah Trump AS tidak memilih “kerja sama global yang diprakarsai Beijing,” malah justru terus menuduh Tiongkok, tindakan ini dipandang sebagai “strategi pemilu”. Sedangkan tindakan politisasi tersebut mengakibatkan wabah menyebar di “berbagai pelosok dunia”. “Kini AS adalah negara yang menjadi korban terbesar dalam pandemi COVID-19 kali ini.”

Artikel mengomentari bahwa pemerintah negara yang menyerang Tiongkok mungkin hendaknya berpikir baik-baik, setelah menyaksikan keadaan wabah di Tiongkok pada bulan Januari, “hal apa yang belum mereka lakukan sendiri”. 

常思聪