Berbagai Kalangan Myanmar Kecam Stigmatisasi AS terhadap Tiongkok

2020-05-18 13:36:16  

Sejak terjadinya wabah Covid-19, untuk menutupi kesalahan kebijakan dan kegagalan dalam pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah dan sebagian media AS berulang kali mengeluarkan argumen tidak benar yang menyebut “virus Covid-19 berasal dari Tiongkok”, dengan tujuan untuk memimpin opini internasional, dan mentransfer kontradiksi di dalam negeri kepada Tiongkok. Berkenaan dengan hal ini, para ahli dari berbagai negara termasuk Myanmar menyatakan kesangsian keras mereka. Mereka menganggap bahwa tudingan tanpa bukti tersebut adalah omong kosong.

Direktur Institut Tampadipa sebagai wadah pemikir Myanmar, Khin Zaw Win saat menerima wawancara China Media Group (CMG) mengatakan, menurut penelitian mereka, media AS belakangan ini berulang kali berupaya menyebarkan argumentasi bahwa “virus Covid-19 berasal dari Tiongkok”, dengan tujuan untuk memimpin opini internasional. Namun sebenarnya mereka gagal melakukan pencegahan dan pengendalian wabah di dalam negerinya sendiri, maka argumentasi tersebut tidak memiliki kredibilitas apa pun.

Virus tidak mengenal batasan negara. Wabah Covid-19 adalah sebuah ujian besar bagi berbagai negara dunia. Dalam proses menanggapi krisis kesehatan umum global kali ini, Tiongkok aktif mendorong kerja sama internasional dalam penanggulangan wabah, memberikan bantuan kepada negara dan daerah lain yang membutuhkan dengan tindakan sesungguhnya, dan mengirim pakar medis yang berpengalaman kepada negara-negara yang terkait. Sementara AS terus menegaskan “America First”. AS sendiri gagal dalam penanggulangan wabah, kemudian berupaya menimpakan tanggung jawabnya kepada Tiongkok dengan menstigmatisasi Tiongkok.

Anggota Komite Sentral partai berkuasa Myanmar yaitu Liga Demokrasi Nasional, yang juga pemimpin redaksi Jurnal D-Wave, Monywa Aung Shin mengatakan, sejak terjadinya wabah Covid-19, bagaimana bekerja sama untuk menanggulangi wabah bersama adalah hal yang paling penting. Argumentasi bahwa virus berasal dari laboratorium Tiongkok mutlak adalah omong kosong. Dirinya sama sekali tidak setuju dengan tudingan tanpa bukti AS terhadap Tiongkok tersebut. Masyarakat Myanmar juga tidak setuju dengan tudingan ini.

Khin Zaw Win mengatakan, tindakan AS yang secara mendadak menutup laboratorium di Detrick patut dicurigai. AS harus memberikan penjelasan, dan media independen AS harus melakukan penyelidikan terkait. Pembangunan laboratorium (senjata biokimia) oleh AS adalah ancaman terhadap keamanan dunia.

Monywa Aung Shin juga menganggap, AS berupaya semaksimal mungkin untuk menginvestigasi negara lain, bahkan membuat kebohongan, namun menolak mengungkapkan informasi apa pun saat dirinya dicurigai. Ini m standar ganda yang tipikal.

陈曦