Tiongkok dan Singapura akan menghidupkan “Jalur Cepat” pada awal Juni mendatang untuk memfasilitasi perjalanan bisnis dan dinas kedua negara. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian di depan jumpa pers rutin kemarin (1/6) menyatakan, pengaturan itu merupakan langkah penting untuk memulihkan kerjasama serta pembukaan kembali ekonomi dan sosial kedua pihak dalam tatanan kehidupan baru atau “new normal” dalam upaya terus mencegah wabah virus corona, sekaligus “jalur cepat ” pertama yang didirikan Tiongkok dengan negara-negara Asia Tenggara.
Zhao Lijian memperkenalkan, konten “Jalur Cepat” Tiongkok-Singapura antara lain, personel bisnis dan dinas kedua pihak yang ada keperluan, bisa mengajukan permohonan melalui perusahaan dan badan pemerintah pihak lain, setelah disahkan oleh pihak penguasa, mereka dapat mengajukan permohonan visa berdasarkan peraturan, setelah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum keluar dari wilayah dan pemeriksaan setelah masuk wilayah, waktu karantina yang diwajibkannya akan dipersingkat dan akan diberikan pengawasan berdasarkan prinsip loop tertutup.
Zhao Lijian menunjukkan, penerapan “Jalan Cepat” antar Tiongkok-Singapura merupakan tindakan penting bagi kedua pihak memulihkan kerjasama dan pembukaan kembali ekonomi dan sosial di tahap “new normal”. Pengaturan tersebut akan mendorong perkembangan ekonomi dan sosial kedua negara, juga bermanfaat untuk memelihara kestabilan rantai industri dan rantai pasokan di kawasan ini maupun seluruh dunia. Jalur Cepat tahap pertama akan dilaksanakan antara Singapuran dengan 6 propinsi/kota di Tiongkok antara lain Shanghai, Tianjin, Chongqing, Jiangsu, Zhejiang dan Guangdong. Kedua pihak akan berangsung-angsur memperluas lingkup jalur cepat berdasarkan keadaan setempat, dan membahas secara bertahap memulihkan rute penerbangan bisnis antar kedua negara.
Zhao Lijian mengatakan: “Dewasa ini Jalur Cepat Tiongkok-Korea Selatan telah dilaksanakan dengan lancar dan mencapai hasil yang baik. Dapat diyakinkan Jalur Cepat Tiongkok-Singapura yang bakal diterapkan juga akan mencapai hasil yang diharapkan.” Kami bersedia bersama berbagai negara terus membahas pengaturan serupa, melakukan pembukaan kembali di tengah upaya penanganan wabah, berupaya memulihkan perjalanan normal, menyediakan dukungan bagi peningkatan kerja sama kedua pihak dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan sosial kawasan ini maupun seluruh dunia.
