Rapat Penghargaan kepada tokoh-tokoh berjasa besar dalam perlawanan pandemi covid-19 diselenggarakan di Balai Agung Rakyat di Beijing pada 8 September yang lalu. Presiden Tiongkok Xi Jinping menganugerahkan bintang negara dan tanda kehormatan kepada para penerima penghargaan, dan menyampaikan pidato penting. Satu hari kemudian, pemerintah Jakarta memutuskan untuk menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang seperti diterapkan pada awal pandemi Covid-19. Kedua negara mempunyai banyak kesamaan, semangat Tiongkok di bidang penanggulangan wabah juga dapat digunakan Indonesia untuk memenangkan virus corona.
Pada awal wabah merebak, pemerintah Tiongkok selekasnya menetapkan gagasan“Nyawa manusia berada di atas segalanya”. Gagasan ini didukung oleh masyarakat Tiongkok. Sedangkan di depan sidang Kabinet Indonesia, Presiden Indonesia Joko Widodo mengajukan tuntutan yang sama yaitu hendaknya memprioritaskan kesehatan rakyat dan memprioritaskan penanggulangan wabah.
Setelah wabah merebak, pemerintah Tiongkok menerima pendapat ilmuwan-ilmuwan dan mengeluarkan serangkaikan tindakan darurat seperti menutup kota, menyarankan seluruh warga mengenakan masker, serta menjalani isolasi di rumah. Sementara itu, sejumlah besar tenaga medis menuju ke pusat yang terjadinya wabah, berupaya menyelamatkan jiwa rakyat, akhirnya mencapai kemenangan keseluruhan.
Tiongkok mengumumkan data virus corona kepada dunia luar secara terbuka dan trasparan, memperkenalkan pengalaman penanggulangan wabah kepada dunia luar, mengirim barang bantuan dan tim medis kepada negara lain untuk membantu negara lain menangani wabah. Tiongkok dengan aktif membagikan hasil penelitian vaksin dengan negara lain, mendorong kerjasama penelitian vaksin antara perusahaan Tiongkok dengan perusahaan Indonesia.
Mesikipun keadaan negara berbeda-beda, tapi kedua negara mempunyai target yang sama dalam perlawanan wabah, semangat penanggulangan wabah Tiongkok juga patut dipelajari negara-negara lain termasuk Indonesia.