Dubes RI Bicarakan Persahabatan Indonesia-Tiongkok selama 70 Tahun Silam

2021-02-11 16:27:56  

Tahun 2020 adalah HUT ke-70 penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, di mana hubungan bilateral telah mengalami perkembangan signifikan di tengah pandemi Covid-19. Baru-baru ini Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun sempat menerima wawancara eksklusif jurnalis Departemen Bahasa Indonesia China Media Group. Dalam kesempatan itu, Djauhari Oratmangun mengatakan, saat ini Indonesia dan Tiongkok bergandengan tangan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, hubungan antara pemerintah dan rakyat kedua negara semakin erat, kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok terus meningkat, kesemua itu memperlihatkan persahabatan mendalam antara kedua negara.

Berpaling kepada tahun 2020, penanggulangan pandemi Covid-19 adalah satu satu tugas paling penting dalam kerja sama kedua negara. Tiongkok dan Indonesia saling mengulurkan tangan untuk membantu satu sama lain pada saat kesulitan, hal ini sepenuhnya mencerminkan persahabatan mendalam dan solidaritas kedua negara. Djauhari Oratmangun menyatakan, pada Agustus 2020, Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri BUMN mengadakan pembicaraan dengan Menlu Tiongkok Wang Yi di Hainan, Tiongkok dan bersama menyaksikan penandatanganan memorandum kerja sama vaksin antara Biofarma dan Sinovac Biotec Tiongkok. Setelah itu Menko Kemaritiman dan Investasi serta Menteri Kesehatan Indonesia waktu itu mengadakan pembicaraan dengan Menlu Wang Yi di Tengchong, Yunnan, Tiongkok, menandakan resmi dimulainya kerja sama kedua negara dalam penelitian dan pengembangan vaksin virus corona. Terhitung hingga saat ini, kerja sama kedua pihak berjalan lancar. Indonesia sudah menerima empat kali pengiriman vaksin dari Tiongkok. Kini pengiriman vaksin kelompok ke-5 sudah dijadwalkan dalam agenda. Djauhari Oratmangun mengatakan, Tiongkok berulang kali menegaskan komitmennya yang mendukung Indonesia berperan sebagai pusat produksi vaksin regional.

Djauhari Oratmangun mengatakan, sepanjang 2020, pemimpin tertinggi kedua negara total melakukan tiga kali panggilan telepon. Kontak tingkat tinggi antara pemerintah kedua negara juga kerap kali dilakukan. Sebagai duta besar Indonesia untuk Tiongkok, dirinya sudah menyaksikan peningkatan persahabatan dan pertukaran antara Indonesia dan Tiongkok. Ia mengatakan, Tiongkok adalah mitra perdagangan terbesar dan sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia selama bertahun-tahun ini. Kerja sama kedua negara pada tahun yang baru mempunyai prospek yang cerah. Pada 2020, volume perdagangan RI-RRT menerobos 78 miliar dolar AS. Djauhari berpendapat bahwa pencapaian ini masih belum sebesar harapan kedua pihak. Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak dan PDB tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, volume perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok hanya menempati urutan keempat di antara negara-negara ASEAN. Ke depannya, sejalan dengan pemberlakuan RCEP, pintu kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara akan terbuka semakin lebar.

Djauhari Oratmangun berpandangan optimistis terhadap prospek kerja sama kedua negara di bidang ekonomi digital. Ia mengatakan, ekonomi digital sudah memberikan kontribusi sebesar 30 persen ke atas bagi PDB Tiongkok, namun angka itu hanya berkisar pada 3 persen untuk Indonesia. Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia sepanjang 2020 adalah sebesar 44 miliar dolar AS dan diperkirakan angka itu bisa mencapai 130-150 miliar dolar AS pada 2025. Selain itu, di Indonesia terdapat enam perusahaan “unicorn” terbesar di Asia Tenggara, yang merupakan terbanyak dari negara-negara ASEAN. Dubes Indonesia mengharapkan kedua negara dapat terus meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi digital agar menjadi titik terang baru investasi kedua  negara.

Dalam satu tahun yang lalu, walaupun terpengaruh pandemi Covid-19, pembangunan proyek jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung, salah satu proyek simbolis dalam pembangunan Sabuk dan Jalan, telah mencapai kemajuan signifikan. Ini adalah hasil upaya bersama pemerintah dan rakyat kedua negara. Djauhari Oratmangun menyatakan, kemajuan yang tercapai dalam pembangunan jalur kereta api Jakarta-Bandung sangat menginspirasikan. Selain itu, kedua negara telah mencapai panen awal dalam pembangunan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, dengan pembangunan Pusat Asia Tenggara Universitas Tsinghoa di Pulau Pura-pura. Djauhari Oratmangun berpendapat, pelaksanaan proyek-proyek itu sepenuhnya mencerminkan sinergi tingkat tinggi antara inisiatif Sabuk dan Jalan yang diprakarsai oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan strategi menjadi poros maritim dunia yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.

Djauhari Oratmangun menambahkan, pada 2005, Indonesia dan Tiongkok menjalin kemitraan strategis. Pada 2013, hubungan kedua negara ditingkatkan menjadi kemitraan strategis komprehensif. Dari perubahan istilah itu, dirinya lebih suka menjelaskannya dengan cara yang sederhana, yakni kedua pihak berkembang dari teman menjadi sahabat akrab. Perubahan itu tercermin pada berbagai bidang dalam proses pergaulan kedua negara. Ke depannya kedua pihak hendaknya memaksimalkan persahabatan kedua negara demi bersama-sama mengembangkan hubungan bilateral pada masa 70 tahun yang akan datang.

常思聪