Pengentasan kemiskinan adalah impian rakyat Tiongkok selama ribuan tahun. Menjelang genap 100 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok, impian ini terwujud. Di depan Rapat Penghargaan Pekerjaan Pengentasan Kemiskinan Nasional yang diadakan pada 25 Februari , Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan Tiongkok sudah mencapai kemenangan menyeluruh dalam perang pengentasan kemiskinan.
Selama 8 tahun belakangan ini, tercatat 832 kabupaten miskin terlepas dari kemiskinan, hampir 100 juta penduduk miskin di pedesaan terlepas dari kemiskinan berdasarkan standar sekarang. Tiongkok telah lebih awal 10 tahun mewujudkan target pengurangan kemiskinan proses pembanguanan berkelanjutan 2030 PBB. Selama 40 tahun setelah dilaksanakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, total tercatat 750 juta penduduk Tiongkok terlepas dari kemisikinan, tingkat kontribusi kepada pengurangan kemiskinan dunia setinggi 70 persen. Tindakan luar biasa itu pasti dicantumkan dalam dalam sejarah Tiongkok maupun perkembangan umat manusia.
Mengapa Tiongkok berhasil terlepas dari kemiskinan? Terutama karena strategi pengentasan kemiskinan tepat sasaran yang dilaksanakan Tiongkok, dan jalan pengentasan kemiskinan yang sesuai dengan keadaan negara dirinya. Program Pembangunan PBB UNDP menunjukkan, inti sari dalam konsep pengentasan kemiskinan Tiongkok adalah bertindak secara tepat sasaran dan bertindak sesuai dengan keadaan setempat. Secara kontrit, pengalaman sukses Tiongkok dapat ditimbulkan menjadi “6 tepat sasaran” dan “5 jalur”.
Apa yang disebut “6 tepat sasaran” artinya tujuan yang menerima bantuan harus tepat, pejabat yang dikirim ke desa harus tepat, pengesahan proyek harus tepat, penggunaan dana harus depat, pelaksanaan tindakan harus tepat, dan hasil pengentasan kemiskinan harus tepat. Untuk menyelesaikan masalah sulit ini, Tiongkok menciptakan tindakan baru yaitu mencatat keadaan penduduk miskin berdasarkan kategori area, usia, sebab miskin dan lain sebagainya. Dengan demikian, tim pembantu dapat memberikan bantuan dengan cara yang berbeda berdasarkan kategori yang berbeda.
Sedangkan “5jalur” artinya jalur konkrit pengentasan kemiskinan, antara lain mengembangkan produksi, melakukan relokasi, memberikan tunjangan ekosistem, melaksanakan pendidikan, serta memberikan jaminan sosial. “5 jalur” harus dilaksanakan secara sepakat dengan “6 tepat sasaran” tersebut, baru mencapai hasil luar biasa yang sesuai dengan keadaan setempat dan pada waktu yang cocok, sehingga menyelesaikan masalah miskin secara tuntas.
Pengentasan kemiskinan juga merupakan target penting bagi pemerintah Indonesia. Populasi Indonesia sebanyak 270 juta orang, adalah negara populasi besar keempat di dunia. Presiden Indonesia Joko Widodo mengajukan target yaitu sampai tahun 2024 mewujudkan pengentasan kemiskinan pada penduduk miskin ekstra, yaitu jumlah penduduk miskin ekstra berkurang sampai nol. Presiden Jokowi meminta strategi percepatan pengentasan kemiskinan betul-betul terkonsolidasi, terintegrasi, dan tepat sasaran, sehingga siapa yang melakukan apa harus jelas. Data BPS menunjukkan, angka kemiskinan yang pada 2015 di angka 11,22% menjadi 9,22% di September 2019. Jumlah penduduk miskian sekitar 24,79 juta jiwa, jumlah penduduk sangat miskin sebanyak 9,9 juta jiwa. Namun terpengaruh oleh pandemi Covid-19, terhitung sampai September 2020, persentase jumlah penduduk miskin naik 0,97 persen sampai 10,19 persen daripada 9,22 persen pada tahun 2019. Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,5 juta jiwa. Apabila ingin mengentaskan kemsikinan, pemerintah Indonesia perlu lebih giat berupaya.
Melalui alokasi dana dan kebijakan tanah, ditambah dukungan moneter perusahaan dan keikutertaan seluruh masyarakat, Tiongkok menggunakan keunggulan sistem dirinya, memobilisasi sumber daya sosial, dan menciptakan jalan pengentasan kemiskinan yang berciri khas dirinya. Indonesia dan Tiongkok mempunyai kemiripan dalam perkembangan negara, pengalaman sukses Tiongkok patut dicontohi oleh negara-negara berkembang di kawasan ini kususnya Indonesia.
