Pemerintah Malaysia pada Rabu (5/5) kemarin mengumumkan, pihaknya akan memberlakukan kembali Perintah Kontrol Gerakan (MCO) di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia sejak tanggal 7 hingga 20 Mei mendatang, untuk mencegah kembali meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19.
Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Bin Yaakob yang bertanggung jawab mengoordinasi pencegahan dan pengendalian wabah dalam pernyataan kemarin menyatakan, berdasarkan laporan badan kesehatan, sejak April yang lalu, di Kuala Lumpur telah ditemukan 17 kasus penyebaran massal Covid-19, jumlah kasus tambahan harian pun bertambah, oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kembali MCO di Kuala Lumpur dari tanggal 7 hingga 20 Mei mendatang. Masyarakat setempat dilarang melakukan perjalanan lintas negeri, kecuali dalam kondisi darurat atau berkaitan dengan pekerjaan, juga dilarang makan di restoran dan menjalankan kegiatan sosial, waktu operasi mall dan pasar dibatasi kembali, dan harus menaati peraturan pengendalian pandemi.
Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 harian di Malaysia pernah melampaui 5.000 kasus pada akhir Januari. Pada tanggal 13 Januari, pemerintah Malaysia mulai memberlakukan MCO level tertinggi di Kuala Lumpur dan daerah-daerah yang dilanda wabah serius. Seiring dengan merebaknya pandemi, lingkup pemberlakuan MCO pernah diperluas hingga ke seluruh wilayah negara kecuali Sarawak. Jumlah kasus tambahan menurun nyata karena pelaksanaan ketat MCO. Oleh karena itu, pada awal Maret lalu pemerintah Malaysia memutuskan untuk memberlakukan MCO bersyarat yang cukup longgar di Kuala Lumpur, Selanggor , Johor, dan Penang mulai dari 5 Maret yang lalu.
Belakangan ini, wabah Covid-19 di Malaysia kembali parah. Menurut data yang diumumkan Kementerian Kesehatan Malaysia pada 5 Mei yang lalu, tambahan kasus terkonfirmasi tercatat 3.744 kasus, kasus terkonfirmasi secara akumulasi tercatat sekitar 424.376 kasus, dan jumlah kematian tercatat 1.591 orang.