Pertemuan Perdana Mekanisme Kerja sama Dialog Tingkat Tinggi Tiongkok-Indonesia diadakan di Guiyang pada 5 Juni 2021 yang lalu. Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga koordinator untuk urusan kerja sama dengan Tiongkok serta utusan khusus Presiden RI, memimpin bersama pertemuan tersebut. Kedua pihak sepakat meningkatkan level kerjasama kedua negara dari “Troika” di bidang politik, ekonomi dan komunikasi antar masyarakat, sampai ke jenjang lebih tinggi yakni “ranmor bergandar ganda atau 4WD”, atau tepatnya kerja sama kedua negara akan diperluas dari bidang politik, ekonomi, hubungan antar masyarakat sampai ke kerja sama maritim. Dengan demikian, menciptakan peluang baru demi perkembangan hubungan kedua negara pada era pasca pandemi.
Selama 8 tahun sejak Tiongkok dan Indonesia menjalin hubungan kemitraan strategis komprehensif pada tahun 2015, mekanisme kerja sama “troika” di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan perdagangan serta komunikasi antar masyarakat telah mendorong hubungan kedua negara terus berkembang. Tahun 2020, saling percaya politik antar kedua negara mencapai tingkat lebih tinggi, kedua negara merayakan bersama HUT ke-70 penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, pemimpin kedua negara berturut-turut tiga kali bertelepon, dan saling mengirim surat ucapan selamat pada HUT yang jatuh pada 15 April, dan mencapai kesepahaman penting mengenai solidaritas penanganan pandemi dan mengembangkan kerjasama. Pertukaran antar pimpinan kedua negara semakin erat, saling percaya politik semakin mendalam.
Tiongkok terus menjadi mitra perdagangan terbesar dan negara sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia. Nilai perdagangan bilateral pada tahun 2020 tercatat 78,37 miliar dolar AS. Investasi langsung Tiongkok di Indonesia sebesar 1,83 miliar dolar AS, naik 72,9 persen dibandingkan masa sama tahun lalu. Pembangunan Jalan Kereta Api Jakarta-Bandung selaku proyek pembangunan “Sabuk dan Jalan” berjalan dengan lancar. “Koridor ekonomi komprehensif regional” mencapai keberhasilan tahap awal. Kedua negara mendirikan “jalur cepat” pertukaran personil, memelihara kestabilan dan kelancaran rantai industri dan rantai pasokan, sementara membina bersama berbagai daya penggerak pertumbuhan ekonomi seperti ekonomi digital, biofarmasi, dan pengentasan kemiskinan berdasarkan iptek.
Menghadapi pandemi Covid-19 yang tiba-tiba merebak, pemerintah dan rakyat kedua negara bergandengan tangan dan saling memberikan bantuan, dengan sepenuhnya memanifestasikan persahabatan tradisional “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Perusahaan antara kedua negara berhasil melakukan uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19, aktif mendorong kerjasama pembelian, penelitian dan produksi vaksin, kerjasama Tiongkok-Indonesia di bidang penanggulangan pandemi memasuki tahap baru.
Tiongkok dan Indonesia adalah dua negara besar maritim di kawasan ini, selama beberapa tahun ini, dengan terdorong inisiatif Sabuk dan Jalan, kedua negara terus melakukan dialog dan kerjasama di bidang-bidang keamanan laut, keamanan pelayaran, penelitian ilmu kelautan dan pelestarian lingkungan maritim, menindaklanjuti kerjasama di bidang-bidang ekonomi maritim, eksploitasi sumber daya laut, serta pembangunan infrastruktur di laut, terus memperkaya isi kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Indonesia.
Sementara itu, kedua negara masih memelihara koordinasi erat di bawah kerangka multilateral antara lain PBB, WHO, G20 dan lain-lain, kedua negara dan negara lain di kawasan Asia Pasifik resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), mendorong bersama kerjasama Tiongkok-ASEAN, memelihara perdamaian dan kestabilan di Laut Tiongkok Selatan, menentang unilateralisme dan bullying perdagangan, bersama mempertahankan hak adil negara berkembang dan ketertiban internasional.
Tiongkok dan Indonesia mendirikan mekanisme kerjasama dialog tingkat tinggi, dan melakukan upgrade level kerjasama dari “troika” sampai “ranmor empat roda”, yang dapat dikatakan telah memenuhi keinginan rakyat, adalah pilihan tepat yang sesuai dengan arus perkembangan zaman. Kedua pihak telah mencapai kesepahaman luas di pertemuan perdana pada 5 Juni yang lalu, kedua pihak sepakat mendukung upaya pihak lain untuk mewujudkan pembangunan negara dan pembangkitan bangsa, terus memperdalam kerjasama di seluruh rantai industri antara lain penelitian, produksi dan distribusi vaksin, Tiongkok mendukung Indonesia membina pusat produksi vaksin regional. Kedua pihak akan melakukan sinergi lebih lanjut seputar Inisiatif Sabuk dan Jalan dengan strategi Poros Maritim Global, menegakkan tolok ukur baru melalui proyek tahap pertama dalam pembangunan bersama Sabuk dan Jalan, mempercepat pembangunan kerjasama “Dua Negara Dua Taman”, mengeksploitasi bersama pasar besar Tiongkok-Indonesia dengan populasi sebesar 1,7 miliar jiwa. Mencengkam peluang pembangunan pusat penyimpanan ikan nasional Indonesia, menghidupkan secara menyeluruh koordinasi perikanan, mempercepat konsultasi Kode Etik Laut Tiongkok Selatan, memperluas pariwisata online, meningkatkan kerjasama di pendidikan profesional, sementara memperluas interaksi di kalangan wadah pemikir dan jurnalis.
Kami yakin, di bawah dorongan mekanisme “ ranmor empat roda”, hubungan kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Indonesia akan terus ditingkatkan ke level lebih tinggi, sehingga mendorong kerjasama Tiongkok dengan negara-negara ASEAN berkembang ke era baru perkembangan pesat.
