Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menghadiri Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri Peringatan HUT ke-30 Penjalinan Hubungan Dialog Tiongkok-ASEAN serta Pertemuan Menteri Luar Negeri ke-6 Kerja sama Sungai Lancang- Mekong di Kota Chongqing. Seusai pertemuan tersebut, Wang Yi menerima wawancara media.
Waktu ditanya apa “khususnya” Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri Tiongkok-ASEAN kali ini, Wang Yi mengatakan Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri Tiongkok-ASEAN merupakan konferensi khusus yang diselenggarakan dalam situasi masa kini. Adapun keistimewaannya adalah sebagai berikut:
Pertama adalah waktunya khusus. Tiongkok dan ASEAN memulai proses dialog sejak tahun 1991, pas genap 30 tahun sampai tahun ini. Tiongkok dan ASEAN dalam 30 tahun ini berpegang teguh pada prinsip hidup rukun, berusaha bekerja sama dan menang bersama, menjadikan diri sebagai pilar pemeliharaan perdamaian dan kemakmuran regional, menanam contoh sukses kerja sama regional, memberikan kesejahteraan besar untuk 2 miliar rakyat dari 11 negara. Volume total perdagangan kedua pihak dari tidak sampai 8 miliar dolar AS mencapai 684,6 miliar dolar AS. Jumlah investasi dua arah menerobos 200 miliar dolar AS. Pertukaran orang tahun 2019 melebihi 65 juta orang, pesawat yang pulang pergi antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN setiap minggu sekitar 4500 penerbangan. Pelajar internasional dari kedua pihak melebihi 200.000 orang, 200 lebih kota menjadi kota kembar atau kota persahabatan. Saat ini hubungan kedua pihak berada pada periode kunci meneruskan usaha pendahulu dan merintis jalan untuk masa depan, kedua pihak perlu menyimpulkan pengalaman kesuksesan, memegang arah tepat masa depan, memperdalam kesatuan, saling percaya dan kerja sama, mendorong hubungan kedua pihak mencapai perkembangan lebih besar.
Kedua adalah latar belakangnya khusus. Wabah virus Covid-19 sedang melonjak di kawasan Asia Timur, merugikan perkembangan masyarakat ekonomi berbagai negara, mengancam kesehatan dan keamanan rakyat. Negara-negara regional perlu lebih lanjut meningkatkan kerja sama, mengatasi kesulitan bersama. Konferensi kali ini adalah peluang di mana menteri luar negeri dari berbagai negara berjumpa untuk pertama kali sejak Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri mengenai Masalah Wabah Virus Covid-19 Tiongkok-ASEAN yang diselenggarakan di Vientiane bulan Februari tahun lalu. Kedua pihak merencanakan kerja sama menangani wabah, mencapai kesepahaman baru untuk memperluas kerja sama vaksin, bertukar rencana perkembangan pasca wabah, memberikan sinyal positif bersama-sama mengatasi kesulitan, menyatukan kekuatan kerja sama mengatasi wabah, meningkatkan kepercayaan pemulihan ekonomi.
Ketiga adalah maknanya khusus. Tahun ini bertepatan HUT ke-100 berdirinya Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dengan pimpinan pusat partai yang dikepalai Presiden Tiongkok Xi Jinping, Tiongkok memulai perjalanan baru untuk membangun negara sosialis modern, berusaha membentuk pola perkembangan baru yang berlandaskan pada sirkulasi ganda dalam dan luar negeri. Ini akan menyediakan lebih banyak kesempatan untuk hubungan Tiongkok-ASEAN, memberikan tenaga lebih kuat. Menteri Luar Negeri dari negara-negara ASEAN menyampaikan selamat untuk hari jadi 100 tahun PKT, menilai tinggi kesuksesan bersejarah yang dicapai Tiongkok dengan pimpinan PKT, menyatakan bersedia bertukar pengalaman pengelolaan negara dengan Tiongkok, mendiskusi dan bertukar strategi perkembangan masing-masing, mendorong hubungan Tiongkok-ASEAN menciptakan masa depan lebih cemerlang.
Wartawan: Hasil apa yang dicapai dalam KTT Istimewa Menlu Tiongkok-ASEAN? Kesepahaman penting apa yang dicapai berbagai pihak?
Wang Yi: Para menlu mengenang kembali hasil utama dan pengalaman berharga yang dicapai Tiongkok-ASEAN selama 30 tahun ini, sementara membahas dan merancang kerjasama bersahabat pada masa mendatang, dan mempersiapkan KTT peringatan Tiongkok-ASEAN pada semester kedua tahun ini. Usai KTT diumumkan Pernyataan Bersama KTT Istimewa Menlu Tiongkok-ASEAN Genap 30 Tahun penggalangan hubungan dialog.
Kami mengonfirmasi, bahwa selama 30 tahun ini, hubungan Tiongkok-ASEAN semakin mantap, dan mendatangkan keberuntungan besar kepada kedua pihak. Kedua pihak sudah menjadi sahabat tulus dan mitra strategis yang saling percaya dan saling mengandalkan. Hendaknya berpegang pada peluang HUT ke-30 penggalangan hubungan dialog, memperkuat lebih lanjut kerjasama bersahabat, menginjeksi daya penggerak baru kepada hubungan Tiongkok-ASEAN, mendorong hubungan bilateral maju ke masa tiga dasawarsa mendatang.
Kami mengonfirmasi bahwa Tiongkok dan ASEAN sama sama sebagai pendorong teguh kerjasama regional Asia Timur, mempunyai sasaran keuntungan dan nilai yang sama. Menghadapi perubahan rumit situasi internasional, Tiongkok dengan teguh mendukung status pusat ASEAN dalam kerjasama regional, memelihara struktur regional yang terbuka dan inklusif, bersedia bersama ASEAN berpegang pada arah tepat kerjasama regional, dan menciptakan lingkungan kondusif demi perkembangan bersama kedua pihak serta perdamaian dan kemakmuran kawasan ini.
Kami berpendapat, hasil perkembangan hubungan Tiongkok-ASEAN sangat berharga, pengalamannya patut dipercontohi. Pertama, senantiasa melaksanakan diplomasi rukun tetangga. Kami sama-sama memandang negara tetangga sebagai posisi utama dalam hubungan diplomasi masing-masing. Kedua, senantiasa berpegang pada semangat mitra, bergandengan tangan menghadapi tantangan. Kami pernah mengalahkan dua kali krisis moneter, tsunami Samudra Hindia dan wabah SARS, berhasil mengubah krisis menjadi peluang untuk memperdalam kerjasama saling percaya. Ketiga, senantiasa berpegang pada pembangunan terbuka, dan mewujudkan saling menguntungkan dan menang bersama. Kami mendorong bersama kerjasama regional dan globalisasi ekonomi, secara inisiatif berpartisipasi dalam rantai industri dan rantai nilai global, aktif mendorong pengitegerasian ekonomi Asia Timur. Keempat, senantiasa berdasarkan situasi umum, menangani perselisihan secara sebaik-baiknya. Kami berkomitmen menyelesaikan konflik melalui perundingan, memelihara persahabatan dan kerjasama dan berupaya perdamaian dan kestabilan kawasan ini.
Kami menekankan, hendaknya bersama menetapkan jalur perkembangan masa mendatang dengan menargetkan tiga dasawarsa mendatang. Kami menyetujui meningkatkan bimbingan politik, aktif membahas peningkatan hubungan Tiongkok-ASEAN menjadi kemitraan strategis komprehensif, dan menyetujui berbagai pihak melakukan sinergi dengan strategi sendiri, memperdalam perkembangan secara bergabung. Kami menyetujui meningkatkan dialog dan konsultasi, terus memperdalam saling percaya, mendorong kemitraan ekonomi warna biru. Kami menyetujui menaati prinsip dan gagasan Piagam PBB, sama-sama memelihara hak dan kepentingan sah negara berkembang, mengusulkan dan melaksanakan multilateralisme, memperkuat struktur kerjasama regional dengan ASEAN sebagai intinya.
Wartawan: Penanggulangan pandemi merupakan prioritas setiap negara, apakah ada titik terang baru dalam kerja sama penanggulangan pandemi antara Tiongkok dan ASEAN?
Wang Yi: Sejak pandemi merebak, Tiongkok dan negara-negara ASEAN saling membantu dan bersama-sama mengatasi kesulitan, bersama-sama memimpin kerja sama penanggulangan pandemi regional serta menjadi model kerja sama penanggulangan pandemi global. Untuk mengatasi pandemi di bawah kondisi saat ini, kami berpendapat bahwa solidaritas adalah “obat” terbaik, pencegahan dan pengendalian wabah secara ilmiah adalah inti, kerja sama vaksin adalah kunci.
Kami menegaskan akan memperluas pembagian vaksin berdasarkan kebutuhan mendesak saat ini, dan segera menghentikan penyebaran pandemi di wilayah tersebut. Tiongkok telah memberikan lebih dari 100 juta dosis vaksin ke negara-negara ASEAN, dan akan terus memainkan peran sebagai negara besar yang bertanggung jawab, memperlakukan negara-negara ASEAN sebagai arah prioritas kerja sama vaksin, dan berusaha memenuhi kebutuhan semua negara ASEAN akan vaksin. Tiongkok juga bersedia mengandalkan "China-ASEAN Vaccine Friends" membentuk kelompok ahli untuk memperkuat kerja sama dalam penelitian dan pengembangan vaksin, produksi, pembelian, vaksinasi, dan pengawasan, serta bersama-sama membangun pusat produksi dan distribusi vaksin regional. Tiongkok bersedia menciptakan persyaratan yang kondusif bagi warga negara ASEAN untuk menerima vaksinasi di Tiongkok. Semua pihak menyatakan dukungan mereka yang berkelanjutan terhadap program vaksinasi "Chunmiao" Tiongkok di negara-negara ASEAN.
Kami juga memutuskan untuk fokus pada kebutuhan masa depan dan bersama-sama meningkatkan taraf kesehatan masyarakat regional. Tiongkok akan fokus pada implementasi Inisiatif Kerja Sama Kesehatan Masyarakat Tiongkok-ASEAN, sedini mungkin membangun jaringan tanggap darurat kesehatan masyarakat Tiongkok-ASEAN, terus melaksanakan program pelatihan tenaga ahli “Jalur Sutra Sehat”, serta mendukung negara-negara ASEAN memperkuat pembangunan kemampuan kesehatan masyarakat. Tiongkok juga akan mendukung ASEAN untuk membangun pusat pasokan medis darurat, bersama mendorong pembangunan pusat cadangan 10+3 untuk bersama-sama mengantisipasi potensi krisis kesehatan masyarakat di masa depan.
Wartawan: Tiongkok dan ASEAN mempunyai “solusi” apa saja yang dapat mendorong pemulihan ekonomi?
Wang Yi: Mengupayakan peluang di tengah krisis dan mengubah krisis menjadi peluang selalu merupakan titik berat kerja sama Asia Timur. Di hadapan keguncangan pandemi covid-19 kali ini, Tiongkok dan ASEAN pun tidak pernah bersikap negatif, melainkan menangani perubahan secara ilmiah dan inisiatif, mendorong kerja sama perdagangan dan investasi mewujudkan pertumbuhan positif, dan saling menjadi mitra dagang terbesar satu sama yang lain. Kita masih bersama mendorong penandatanganan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP, demi menetapkan pengaturan perdagangan bebas berskala terbesar di dunia. Kenyataan sekali lagi membuktikan bahwa, pandemi tidak akan menghalangi langkah kerja sama Tiongkok-ASEAN, hubungan kedua pihak akan lebih lanjut ditingkatkan di tengah penanganan pandemi.
Selanjutnya, di samping pengintensifan penanggulangan pandemi bersama, kami akan berupaya bersama dengan ASEAN untuk mengambil tindakan kuat, dalam rangka mewujudkan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan kuat regional. Kita akan melaksanakan sinergi inisiatif “Sabuk dan Jalan” dengan “Agenda Konektivitas ASEAN atau Master Plan of ASEAN Connectivity (MPAC) pasca 2025”, sedini mungkin melaksanakan proyek panen awal. Kami akan sekuat tenaga mendukung “Kerangka Pemulihan Komprehensif ASEAN”, dan memperluas kerja sama di bidang strategi dan prioritas penting. Kami akan berpegang teguh pada arah liberalisasi perdagangan, berupaya menghapus berbagai rintangan perdagangan, memperdalam pelaksanaan protokol peningkatan FTA Tiongkok-ASEAN. Kami akan mendorong pemberlakuan RCEP sedini mungkin, mendorong pengintegrasian lebih lanjut rantai industri dan rantai penyuplaian. Kami pun akan mendorong kerja sama inovatif, memegang peluang transformasi digitalisasi, membangun kemitraan kerja sama ekonomi digital Tiongkok ASEAN, mengadakan kerja sama di bidang infrastruktur digital, E-Commerce, 5G, kecerdasan buatan dan kota cerdas. Kami akan mengorganisir kegiatan tahun kerja sama pembangunan berkelanjutan, mendorong kerja sama penanganan perubahan iklim, pelestarian lingkungan, pengentasan kemiskinan, pencegahan dan penanggulangan bencana, teknologi energi baru dan ekonomi biru, menitikberatkan transformasi ekonomi karbon rendah, agar bersama menempuh jalur pemulihan ramah lingkungan.
Masalah Myanmar merupakan fokus yang diperhatikan masyarakat internasional masa kini, kesepahaman apa yang dicapai Tiongkok dan ASEAN dalam konferensi kali ini?
Wang Yi mengatakan, pendirian dan pandangan Tiongkok dan ASEAN hampir sama dalam masalah Myanmar. Kami berpendapat bahwa inti peristiwa yang terjadi di Myanmar adalah urusan dalam negeri Myanmar, kemerdekaan kedaulatan dan martabat bangsa Myanmar harus secara menyeluruh dihormati. Kami mengharapkan berbagai pihak dalam negeri Myanmar menahan diri, berusaha menghapuskan kekerasan, mencegah terjadinya lagi peristiwa berdarah. Kami menghimbau berbagai pihak kekuatan politik Myanmar memprioritaskan rakyat, mengadakan dialog dan koordinasi pada waktu yang tepat, berusaha menyelesaikan perselisihan, memulai kembali proses transisi demokrasi. Kami menyetujui membantu Myanmar menangani wabah, memelihara kesehatan masyarakat, bersedia menyediakan bantuan kemanusiaan kepada Myanmar, berusaha menjamin hak dasar dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Kami mendukung pihak Myanmar secara aktif melaksanakan “lima kesepahaman” yang dicapai dalam Konferensi Khusus Pemimpin ASEAN, menekankan pentingnya menyelesaikan masalah Myanmar secara sempurna dengan cara ASEAN dalam kerangka ASEAN. Tiongkok bersedia berkoordinasi dengan ASEAN, terus memainkan peran konstruktif untuk hal ini.
Wartawan: Mengenai perdamaian dan stabilitas Laut Tiongkok Selatan (LTS), kemajuan apa yang dicapai dalam konferensi kali ini?
Wang Yi: LTS adalah kampung halaman bersama Tiongkok dan negara-negara ASEAN, pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di LTS sesuai dengan kepentingan bersama kedua pihak. Dalam konferensi kali ini, berbagai pihak sekali lagi menekankan peran penting Deklarasi Perilaku Berbagai Pihak LTS (DOC) bagi pemeliharaan perdamaian dan stabilitas LTS, menegaskan kembali akan terus mengupayakan penuntasan DOC secara menyeluruh, mengesampingkan gangguan, memperdalam kerja sama dan meningkatkan kepercayaan satu sama lain. Sementara itu, mengatasi kesulitan akibat wabah, di atas dasar deklarasi mempercepat penyusunan Kode Etik Prilaku (COC) LTS. Untuk ini, negara-negara terkait LTS berpendapat harus mengesampingkan perselisihan di posisi yang sesuai, meneruskan dialog dan konsultasi, mengambil sikap menahan diri supaya menghindarkan aksi unilateral yang baru. Selama konferensi, Tiongkok dan ASEAN berhasil mengadakan KTT penuntasan DOC ke-19, berbagai pihak sepakat agar selekasnya menghidupkan kembali pembahasan COC putaran kedua melalui konsultasi online, selekasnya mengadakan konsultasi tatap muka, dengan cara luwes dan pragmatis mempercepat proses perundingan. Di bawah latar belakang wabah virus corona yang istimewa, perkembangan tersebut dengan sepenuhnya mencerminkan tekad dan keteguhan Tiongkok dan negara-negara ASEAN dalam pemeliharaan perdamaian dan stabilitas LTS. Dibandingkan dengan DOC, kode etik perilaku pada masa depan akan lebih mempunyai lebih banyak isi substantif, efek daya pengikatan dan sifat penerapan. Ketentuan dalam COC akan lebih sesuai dengan hukum internasional termasuk Hukum Laut PBB (UNCLOS), juga dapat lebih baik menjamin hak sah yang dimiliki oleh berbagai negara di LTS menurut hukum internasional.
Wartawan: Tahun ini adalah genap 5 tahun kerja sama Lancang-Mekong, kami dapat belajar apa dari pengalaman sukses sebelumnya?
Wang Yi: Mekanisme kerja sama Lancang-Mekong yang berlangsung 5 tahun ini telah lulus ujian perubahan situasi internasional dan pandemi Covid-19, dan memelihara kecenderungan perkembangan level tinggi.
Kami mempertahankan sama derajat dan saling menghormati, berdiskusi dalam kerja sama, dan bersahabat dalam komunikasi, dengan sepenuhnya memedulikan kenyamanan masing-masing, mendukung pihak lain menempuh jalan pembangunan yang sesuai dengan keadaan negara sendiri. Kami berfokus pada kerja sama perkembangan, mendirikan pola pembangunan Lancang-Mekong yang “memprioritaskan perkembangan yang pragmatis dan berefisiensi tinggi”, menciptakan kecepatan Lancang- Mekong, membina pola pembangunan koordinatif yang disinergikan satu sama lain.
Wartawan: Kenapa kerja sama Lancang-Mekong lebih unggul daripada begitu banyak mekanisme kerja sama subregional Sungai Mekong?
Wang Yi: Yang Pertama ialah saling kepercayaan yang mendalam. Tiongkok dan lima negara semuanya menjalin hubungan mitra strategis, dan sedang berupaya keras untuk membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Negara-negara Lancang-Mekong.
Kedua adalah hasilnya. Selama 5 tahun ini, kerja sama Lancang-Mekong telah mendukung 500 lebih program di bidang pendidikan, kesehatan, wanita, pengentasan kemiskinan. Keenam negara juga mengadakan kerja sama di bidang konektivitas, pembangunan bandara dan pembangkit listrik serta taman industri.
Ketiga, penuh dengan dinamika. Selama 5 tahun ini, 50 BUMN, sekitar 20 provinsi dan banyak universitas dan perusahaan Tiongkok dengan aktif ikut serta dalam proses kerja sama ini. Menlu berbagai negara Sungai Mekong semuanya mengapresiasi kemajuan kerja sama ini.
Wartawan: Apa pandangan Anda mengenai prospek kerja sama Lancang-Mekong? Dan apa usulan Anda mengenai kerja sama Lancang-Mekong?
Wang Yi: Dewasa ini penyesuaian rantai industri global dan reformasi iptek mempercepat, negara-negara di daerah aliran sungai (DAS) Lancang-Mekong semuanya menghadapi peluang dan tantangan yang baru. Sebagai mitra kerja sama yang saling percaya dan mempunyai keunggulan yang saling mengisi, negara-negara tersebut dapat berpegang teguh pada peluang ini, dengan layak menyelesaikan tantangan, demi mendorong kerja sama terus berkembang ke level baru.
Tiongkok akan senantiasa menaati pikiran diplomatik Xi Jinping, menjalani konsep diplomatik yang rukun dan saling menguntungkan dengan negara-negara tetangga, mempertahankan etika moral yang mulia. Tiongkok akan terus berupaya bersama negara-negara Mekong demi menciptakan era baru yang damai dan makmur negara-negara Lancang-Mekong.