Sejak wabah virus corona merebak di dunia, penelusuran sumber virus pun tidak pernah berhenti. Sejumlah negara barat termasuk AS selalu mau main manipulasi politik pada masalah tersebut, bahkan mencoba menimpakan kesalahan kepada Tiongkok, Tiongkok sama sekali tidak dapat menerima hal ini, sebaliknya yang harus diperiksa justru adalah AS.
Dikabarkan, pada hari-hari terakhir, Global Times dalam surat terbuka menyerukan WHO mengadakan pemeriksaan terhadap Laboratorium Fort Detrick AS, seruan ini segera mendapat tanggapan sejumlah besar warga net Tiongkok. Hingga saat ini, sebanyak 4 juta warga net Tiongkok memberikan tanda tangan dan menyerukan memeriksa dengan tuntasnya Pangkalan Fort Detrick supaya mengetahui kebenaran virus corona.Pada masalah penyeruan pemeriksaan kepada Fort Detrick, selain jumlah pemohon yang yang terus meningkat, jumlah negara yang memberikan tanda tangan juga bertambah terus. Sejauh ini, lebih dari 50 negara telah menyampaikan surat kepada dirjen WHO dan menentang politisasi penelusuran sumber virus.
Pada halnya, Fort Detrick AS terkenal dengan rekam jejak yang buruk, sebenarnya dia adalah pangkalan penelitian perang kuman, juga pernah mengadakan transaksi rahasia dengan Pasukan 731 Jepang yang melakukan perang kuman selama perang agresi terhadap Tiongkok. Jauh pada Juli 2019 AS mengumumkan menutup pangkalan ini. Satu bulan kemudian, di sekitar Fort Detrick, terjadi penyakit nafas yang tidak diketahui sebabnya, penyakit itu dinamakan otoritas setempat dengan nama “evali” (electronic cigarette or vaping product use associated lung injury), gejalanya hampir tidak berbeda dengan virus corona. Semua ini membuat orang mencurigai bahwa pangkalan Fort Detrick ada kemungkinan besar berkaitan dengan virus corona.
Yang lebih membuat orang mencuriga ialah antara Januari-Oktober 2019, seperti sudah mengetahui apa yang bakalterjadi, AS mengadakan beberapa kali latihan penanganan virus corona, pada November tahun 2019, badan inteligen AS lebih dulu menyampaikan keadaan wabah kepada negara-negara barat termasuk Israel. Boleh dikatakan, berbagai data dan angka telah tertuju ke AS, hubungan antara virus corona dan Laboratorium Fort Detrick AS semakin menambah kecurigaan masyarakat.
Akan tetapi, menghadapi pencurigaan dan perhatian komunitas internasional, AS selalu pura-pura tidak mendengar, juga membungkam dari seribu satu kata,malah sengaja mengalihkan perhatian masyarakat dengan memanipulasi politik pada masalah penelusuran sumber virus corona dan giat melakukan penelusuran melalui badan intelijen.
Bagi ini, Jubir Kemenlu Tiongkok Zhao Lijian melontarkan pertanyaan tajam kepada AS, mengapa sejauh ini AS tidak mempersilakan WHO mengadakan pemeriksaan ke Fort Detrick? Apanya yang ingin ditutupi AS? Adapun kerahasiaan yang tersembunyi di laboratorium Fort Detrick harus dituntaskan. AS wajib memberikan konfesi kepada komunitas internasional.
Penelusuran sumber virus corona adalah pekerjaan sains, harus berlandas pada peninjuan dan penelitian ilmuwan di berbagai tempat di seluruh dunia, AS tidak boleh dikecualikan, perlawanan wabah memerlukan kerja sama dan solidaritas, harus berlandas pada pengetahuan yang rasional, penjajakan kepala dingin, pengambilan keputusan secara ilmiah dan aksi efektif. Lebih baik mendengarkan suara adil, menempuh jalan ilmiah, mengesampingkan manipulasi politik, dengan demikian baru dapat memakmurkan pengetahuan manusia di atas dasar sesuai dengan kenyataan dan logika, ilmu pengetahuan dan hakikat, baru dapat mencegah pandemi dan selekasnya memenangkan virus.
Kebenaran adalah mesin pemecah kebohongan yang terbaik, intrik dan niat jahat yang memutarbalikkan hitam dan putih serta menimpakan kesalahan tidak mungkin ditutupi di hadapan kebenaran dan keinginan rakyat. Menghadapi seruan jutaan warga net dan komunitas internasional, AS akan memberikan jawaban apa, mari kita bersama menunggu tanggapannya.