“Cetak Rekor Sejarah” demikian ditulis oleh Komisi Olahraga Filipina dalam akun Twitternya setelah atlet Filipina Hidilyn Diaz merebut juara angkat besi putri di kelas 55 kg Olimpiade Tokyo. Diaz merebut medali emas yang pertama bagi Filipina sejak negara ini tampil di arena Olimpiade pada tahun 1924, dengan demikian mengakhiri sejarah “gagal perebutan medali emas” negara ini dalam waktu 97 tahun lalu.
Dalam pertandingan, Diaz degan prestasi total angkatan 224 kg meraih juara, mengungguli 1 kg dari pemenang medali perak,pemain Tiongkok Liao Qiuyun. Perlu diketahui, dalam 4 tahun yang lalu, Diaz tidak pernah menang dari Liao Qiuyun. Seusai pertandingan, sambil menangis, Diaz mengatakan, “ saya ingin memberitahu anak-anak Filipina, mereka harus mempunyai impian seperti apa yang saya lakukan.”
Menurut laporan media setempat Filipina, pemerintah Filipina dan sejumlah pedagang Filipina akan memberikan hadiah berupa uang tunai sebanyak 660 ribu Dolar AS dan sebuah rumah.
Diaz pernah ikut serta dalam Olimpiade tahun 2008, 2012 dan 2016, prestasinya yang terbaik adalah medali perak Olimpiade Rio 2016. Medali Emas Olimpiade selalu menjadi impian Diaz, terutama setelah lututnya terluka pada tahun 2014, setelah berkonsultasi dengan pakar medis, dia menemukan bahwa baik cara hidupnya maupun cara berlatihnya semua memiliki masalah. Dia mengatakan, sebelumnya saya suka makan junk food, sehingga berat tubuh saya semakin besar, namun kekuatan tidak cukup. Setelah mengubah cara makan, berat tubuh saya turun sampai 53 kg, sekarang saya merasakan keadaan tubuh yang sangat baik dalam pertandingan kelas 55 kg.
Setelah merebut medali emas, ada wartawan Filipina yang menyebutnya sebagai “Pahlawan Nasional”. Dia mengatakan, setelah merebut medali perak di Olimpiade Rio, dirinya telah menikmati apa rasanya menjadi tokoh publik, dia kurang tahu apakah dirinya adalah pahlawan nasional, tapi ia berharap medali emas ini dapat mendorong rakyat Filipina bersama menanggulangi wabah.