Paul Keating: Negara Mana Lagi Yang Akan Begitu Rendah dan Hina

2021-10-04 11:43:57  

Harian The Sydney Morning Herald Australia hari Rabu lalu (29/9) melalui situswebnya menerbitkan artikel Mantan Perdana Menteri Australia Paul John Keating yang berjudul Barangkali Saya Orang Kolot Tapi Bukan Pengalah (A relic of a bygone age? I might be, but I’m not a defeatist). Dalam artikel itu Paul Keating membantah kritik Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.

Paul Keating mengatakan, Marise Payne mengkritik dia karena dia sampai berani mengatakan perjanjian AUKUS mengikat Australia kembali ke Anglosfer (yaitu dunia Atlantik), sementara dengan tegas menolak geografinya, Asia, dalam situasi canggung.

Paul Keating mengatakan, Marise Payne dan Perdana Menteri Scott Morrison terkesima dengan sambutan hangat yang diberikan di Washington, sebenarnya sambutan itu akan diterima oleh negara tergantung strategis Amerika Serikat (AS) mana pun seandainya mereka menyerahkan kekuasaan kendali atas angkatan bersenjata mereka kepada AS. Akan tetapi, bagi Australia sendiri, mereka hanya menyerahkan kekuasaan kendali efektif atas kebijakan luar negerinya menjadi tawaran.

Keputusan AS mengenai kapal selam bukan hanya tentang perang bawah laut, tapi berkaitan dengan 8 kapal selam yang dibayar oleh Australia tapi dikomando AS sebagai bagian integral dari armada Pasifiknya. Coba pikirkan, negara mana lagi yang akan melakukan hal yang begitu rendah dan hina juga.

Lebih dari itu, hal tersebut dengan kasar menghina kekuatan internasional Eropa satu-satunya, Prancis, negara Eropa satu-satunya yang memiliki militer canggih, kapal selam nuklir dan senjata nuklir.

Paul Keating mengatakan, Dialog Keamanan Kuadrilateral (Quad) hanya memiliki satu tujuan, yaitu menahan Tiongkok. Dalam opini mereka, itulah “tidak sah” kebangkitan 20 persen umat manusia dari kemiskinan parah menjadi hampir negara modern, akan tetapi yang lebih penting adalah, hanya kehadirannya sendiri sudah merupakan penghinaan terhadap AS. Bukannya Tiongkok sudah mengancam AS, melainkan kehadirannya Tiongkok merupakan tantangan terhadap status unggul AS.

Bagaimana sebuah negara yang sekuat dengan AS itu berani memperlihatkan dirinya sendiri seperti itu? Tidak hanya begitu memperlihatkan dirinya sendiri, tapi juga memiliki dana yang cukup. Tiada kemungkinan seperti itu dalam naskah AS. Tapi inilah semua makna Quad. Dan, secara naif, Australia sudah berpartisipasi di dalamnya.

Paul Keating mengatakan, saat perang dicetuskan, orang India akan mengunci diri di semenanjung mereka dan orang Jepang akan melakukan apa yang selalu mereka lakukan yaitu bernegosiasi dari bawah meja. Hanya AS dan Australia saja yang bodoh dan menganggap diri sendiri sebagai yang adil dan benar itu bertempur dengan Tiongkok.

Henry Kissinger beberapa kali mengatakan kepada Paul Keating bahwa mereka berdua memiliki pandangan strategis penting yang sama, yaitu India “tidak pernah akan menjadi bagian dari sistem Asia Timur”.

Marise Payne mengatakan, Paul Keating sudah ketinggalan zaman, dia terlalu lama keluar dari itu dan sudah menjadi orang kolot. “Yah, saya mungkin, tapi saya bukan seorang pengalah yang akan menjual negara sendiri ke kekuatan lain begitu saja ketika muncul gejala ketegangan.

张京华