Meletakkan pondasi menjadi stasiun radio yang paling digemari adalah hal yang tidak mudah. Apalagi Tiongkok adalah negara adidaya yang memiliki banyak mitra di seluruh dunia.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi sorotan dunia. Bagaimana tidak, ketika pandemic menghantam rakyat Tiongkok di tahun 2019 dapat stagnan seketika. Simpati dunia mulai berdatangan ke Tiongkok. Namun tak perlu waktu yang lama bagi Tiongkok mengembalikan keadaan bahwa Corona bukan lah ancaman serius kalau rakyat Tiongkok bersatu untuk melawan virus corona ini. Setelah memulihkan keadaan dengan sangat disiplin, maka Tiongkok bisa bangkit kembali. Bayangkan ekonomi Tiongkok melesat naik 18,3 %. Dan yang paling membanggakan Indonesia juga menjadi negara yang pertumbuhan ekonominya tidaklah terpuruk seperti negara ASEAN lainnya.
Tiongkok dan Indonesia memiliki hubungan yang baik dan bahu membahu ketika salah satunya terkena musibah. Saat Tiongkok terkena wabah virus corona rakyat Indonesia membantu dan melakukan penggalangan dana. Berapa pesawat bantuan diluncurkan ke Tiongkok. Begitu pula virus corona melanda Indonesia, Tiongkok kala itu masih dalam keadaan melawan virus corona berusaha membantu Indonesia mendatangkan APD ( alat pelindung diri ) dan bahkan tenaga medis Tiongkok ke Indonesia. Betapa persahabatan dua negara ini sangat kental dan membanggakan.
Bagaimana peran China Radio Internasional dalam masalah ini. CRI memiliki visi dan misi yang jelas sebagai lembaga pemberitaan, yaitu memperkenal Tiongkok kepada dunia, memperkenalkan Dunia kepada Tiongkok, memperkenalkan dunia kepada dunia dan mempererat persahabatan rakyat Tiongkok dan rakyat dunia.
Sebagai media yang sudah berusia 80 tahun, CRI telah bertransformasi sebagai lembaga yang paling disegani di dunia. Berita dari CRI bisa diakses melalui berbagai platform digital sehingga masyakat dunia bisa mengakses kapan saja, dan dimana saja.
Kenapa masih ada saja masyarakat dunia yang tidak menyukai media Tiongkok ? Media Tiongkok sering dikaitkan dengan kejahatan masa lalu. Komunis masih dianggap kejam. Padahal CRI sama halnya sesosok manusia yang terus berbenah diri, membuka diri dan upgrade diri. Apalagi starndarisasi jurnalistik bukan saja milik Tiongkok, tapi akses jurnalistik dunia. Like and dislike para pembaca ya wajar-wajar saja. Namun disayangkan, ketika mereka menghujat media Tiongkok berarti mereka tidak mengikuti bagaimana perkembangan media Tiongkok terkini. Melesat jauh.
Bagaimana tanggapan pendengar terhadap pemberitaan CRI ? Sebagai pendengar, CRI tetap media yang berimbang. Menyampaikan berita apa adanya dan menghargai kebijakan jurnalistik media negara lain. CRI selalu menjadi rujukan berita tentang Tiongkok.
Kami sebagai pendengar sangat terkesan dengan perkembangan media Tiongkok. 80 tahun tetap beridiri kokoh menemani para pendengarnya. Tidak ada keraguan akan kredibelitas CRI menyebarkan informasi tentang Tiongkok kepada masyarakat dunia.
Kami selalu mendukung CRI sebagai sahabat yang paling dekat dan saling menghargai serta menempatkan posisi diatas persahabatan yang hakiki. Begitu pula, CRI selalu mendukung kegiatan Temu Keluarga Pendengar Radio dengan mengirim souvenir khas CRI untuk kami. Kebahagiaan yang tak ternilai. CRI selalu dihati.
Akhirnya, kami dari Borneo Listeners Club mengucapkan Selamat Ulang Tahun China Radio Internasional ke 80 semoga CRI semakin jaya di udara, semakin matang dalam berita dan semakin berinovasi serta melayani dengan hati. ( Rudy Hartono – Ketua BLC )