Pada hari Sabtu kemarin (4/12), anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Saifuddin Abdullah bersama-sama memimpin rapat pertama Komite Tingkat Tinggi Kerja Sama Tiongkok-Malaysia di kabupaten Anji, provinsi Zhejiang, Tiongkok.
Kedua pihak sepakat untuk membentuk Hubungan Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Malaysia yang lebih kukuh pada periode pasca-pandemi, dan mencapai kesepahaman luas mengenai kerja sama penting pada tahap selanjutnya. Rapat menegaskan bahwa hendaknya berkoordinasi dan bekerja sama pada isu-isu penting secara tepat waktu untuk menjaga kepentingan bersama kedua negara, mengeksplorasi kerja sama penelitian dan pengembangan vaksin yang ditingkatkan dan obat-obatan khusus antivirus covid-19 dan memperdalam kerja sama di bidang pengobatan tradisional Tionghoa, membangun taman demonstrasi pembangunan inovatif ekonomi dan perdagangan beserta zona demonstrasi kerja sama kapasitas produksi Sabuk dan Jalan yang bermutu tinggi, fokus pada pembangunan bersama dan mendorong inisiatif perkembangan global, memperbaiki pola kerja sama pertukaran kebudayaan dan pariwisata serta meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, wadah pemikir, perfilman, olahraga dan lain-lainnya, mengimplementasikan berbagai keberhasilan dan konsensus pada KTT Peringatan 30 Tahun Kemitraan Dialog Tiongkok dengan ASEAN, serta secara tepat waktu meningkatkan Rencana Perkembangan Hubungan Kemitraan Strategis yang Komprehensif, mempercepat konsultasi Kode Etik di Laut Tiongkok Selatan (COC), dan mendorong hubungan Tiongkok-ASEAN mencapai perkembangan yang lebih besar dari titik awal yang baru.
Setelah pertemuan, Wang Yi dan Dato Saifuddin Abdullah bersama-sama bertemu dengan wartawan dan menjawab pertanyaannya. Wang Yi mengatakan bahwa situasi regional saat ini berada pada persimpangan baru. Tiongkok memprakarsai bahwa berbagai negara seharusnya bersatu-padu, tapi bukan pecah belah, inklusif tapi bukan eksklusif, menang bersama tapi bukan monopoli, bekerja sama tapi bukan konfrontasi, menjaga stabilitas tapi bukan memprovokasi perselisihan, saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing, dan tidak mengintervensi urusan intern negara lain atau menantang norma-norma dasar hubungan internasional. Negara-negara di kawasan ini harus mewaspadai dan bersama menentang tindakan yang merusak perdamaian, kestabilan dan kemakmuran kawasan ini.