sejak musim panas tahun ini, kota Chongqing Tiongkok Barat Daya tertimpa bencana kekeringan yang paling parah dalam 60 tahun ini. Dari 40 kebupaten hanya satu kabupaten tidak tertimpa bencana kekeringan. Bencana kekeringan mengakibatkan manusia dan ternak kekurangan air minum. Tanaman tidak membuahkan hasil. Kadang-kadang terjadi kebakaran hutan. Kekeringan amat mempengaruhi produksi dan kehidupan rakyat. Akan tetapi, di hadapan bencana besar itu, orang Chongqing akhirnya berhasil mengalahkan bencana melalui upaya kerasnya dalam menanggulangi bencana. Dalam edisi kali ini, marilah kita berkunjung ke Chongqing yang baru tertimpa bencana.
Desa Shiqiao kabupaten Nantong distrik Wansheng kota Chongqing adalah salah satu dusun yang cukup parah tertimpa bencana. Sumber air pernah sangat berkurang. Namun beberapa hari yang lalu, ketika wartawan kami mengunjungi dusun ini, orang desa telah dapat minum air sumur yang jernih. Wan Liding, salah seorang penduduk desa, dengan gembira berkata:
"Sekarang air sumur telah mencukupi kebutuhan kami. Kelak kami tidak khawatir lagi kalau dilanda bencana kekeringan. Di sebelah sumur kami tulis, "Kala minum tak kan lupa penggali sumur, kala bahagia tak kan lupa Partai Komunis." Kami menyatakan terima kasih kepada pemerintah. Kalau tiada dukungan partai dan pemerintah, kami tidak akan bisa menggali sumur ini."
Wan Liding menyampaikan kepada wartawan bahwa sejak putusnya air Sungai Liujia di muka desa itu pada tanggal 18 Juli lalu, desa itu pernah sama sekali tidak punya sumber air minum. Bencana kekeringan di desa Shiqiao lebih serius daripada di desa-desa lain karena desa ini terletak di daerah kosong yang dalam tanahnya digunakan untuk eksploitasi batu bara. Masyarakat sulit untuk mendapatkan air minum bagi manusia dan ternak. Dikatakannya:
1 2 3
|