Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-17 13:52:02    
Bertamasya Ke G. Taishan

cri

Dari Kuil Daimiao mendaki gunung meniti anak tangga, sampailah di gerbang pertama G. Taishan yakni Gerbang Langit, di sini ada prasasti batu dan gapura peringatan "tempat yang pernah didatangi Kong Hu Chu". Kong Hu Chu, pendiri Konfusianisme pernah mendaki G. Taishan dan mengagumi kemegahannya yang membuat dunia terasa menjadi kecil. Untuk memperingati pendakian Kong Hu Chu ke G. Taishan, maka dibangunlah gapura tersebut.

Di jalan gunung antara Gerbang Langit dan Gerbang Zhongtian terdapat ukiran ajaran agama Buddha pada batu besar yang sudah bersejarah seribuan tahun. Berdiri di Gerbang Zhongtian yang tingginya mencapai 800 m di atas permukaan laut dan melepas pandang ke bawah, akan tampak bangunan-bangunan tinggi di kota seperti buah catur yang tersebar di papan catur. Mendongak ke atas, Jalan Shibapan tampak seperti tangga yang tergantung di langit. Mulai dari Gerbang Zhongtian, ada kereta gantung yang bisa diatumpangi untuk melewati bagian gunung yang paling curam ini sampai ke Gerbang Nantian. Tapi, mendaki gunung dengan kaki mempunyai kesenangan tersendiri. Seorang ibu yang berusia 60 tahun mengatakan, ke G. Taishan sayang kalau tidak mendaki jalan-jalan menanjak dengan kaki sendiri. Dikatakannya,"Daripada naik kereta kabel, lebih baik mendaki dengan kaki, meniti jalan gunung yang lika-liku di tengah pepohonan yang rindang, lebih nikmat rasanya."

Bagian yang paling terjal tapi paling megah pemandangannya adalah Shibapan yang mempunyai lebih 1.600 undakan batu, meski jaraknya tidak sampai 1.000 m, tapi ketinggian vertikal di atas 400 m. Mula-mula jalan melingkari gunung agak landai, makin lama makin menanjak dan akhirnya menanjak tinggi sekali. Anak tangga yang sempit bahkan tidak bisa menampung sebuah kaki. Para pendaki dengan bantuan tongkat tersengal-sengal napasnya naik setapak demi setapak.

1 2 3 4